healthy-relationship-300x231Remaja merupakan jenjang usia yang memiliki banyak problematika unik. Salah satunya adalah permasalahan seputar pacaran. Saat ini, pacaran sudah menjadi fenomena umum yang dilakukan oleh remaja. Banyak sekali mitos seputar pacaran yang beredar di kalangan remaja. Sayangnya, jika mitos-mitos tersebut tidak diluruskan, remaja bisa terjebak dalam banyak resiko seperti pacaran tidak sehat, kehamilan tidak direncanakan, sampai HIV-AIDS. Berikut beberapa mitos dan fakta seputar hubungan remaja, penting untuk diketahui apalagi bagi kamu yang masih remaja.

Mitos: pacar yang cemburuan artinya sayang. Semakin cemburu, semakin sayang
Faktanya, cemburu bukan satu-satunya cara untuk menunjukkan rasa sayang. Cemburu berlebih bisa mengekang kebebasan kita. Pacaran yang sehat harusnya membuat kita semakin berkembang, bukan justru membatasi interaksi kita dengan teman-teman apalagi dengan keluarga. Jika kamu merasa kecemburuan pacarmu sudah berlebihan, mulailah introspeksi.

Mitos: berhubungan seksual dengan pacar tanda sayang
Faktanya, banyak cara untuk menunjukkan sayang selain dengan hubungan seksual. Jika kamu tak mau dan tak siap untuk melakukan hubungan seksual dengan pacarmu, jangan ragu untuk katakan tidak. Kamu punya hak atas tubuhmu, dan jangan biarkan orang lain mengontrolnya. Melakukan hubungan seksual di usia remaja memiliki banyak konsekuensi, diantaranya resiko KTD, HIV-AIDS, dan organ reproduksi yg belum siap. Remaja harus pahami ini.
Mitos: berhubungan seksual sekali saja tidak akan menyebabkan hamil
Faktanya, kehamilan terjadi jika sel sperma bertemu dengan sel telur. Kehamilan akan sangat mungkin terjadi bahkan dengan sekali saja berhubungan seksual, selama hubungan seksual dilakukan dimasa subur dan tanpa kontrasepsi. Jadi, hati-hati dengan resiko Kehamilan Tidak Direncanakan ya.
Mitos: Homoseksual adalah penyakit jiwa
Faktanya, kita tidak bisa mengatur kepada siapa kita jatuh cinta. Homoseksual adalah fenomena umum yang terjadi di banyak tempat. Homoseksual juga bukan merupakan trend atau budaya baru, karena sejarah telah mencatat fenomena homoseksual telah berlangsung sejak peradaban jaman dahulu. Homoseksual dikeluarkan dari daftar PPDGJ (Panduan Pedoman Diagnostik Gangguan Jiwa) sejak tahun 1983. Jadi, jika ada temanmu yang homoseksual, jangan pernah dihakimi apalagi dibully ya.
Mitos: Jika posesif dan melakukan kekerasan, berarti pacar sayang dan bertanggung jawab
Faktanya, kekerasan tidak pernah bisa disamakan dengan sayang. Justru sebaliknya. Kekerasan merupakan tindakan dimana seseorang mencoba mengontrol kita dengan cara represif. Sudah terlalu banyak contoh bahwa masalah tidak pernah bisa diselesaikan dengan kekerasan. Boleh sayang sama pacar, tapi jangan lupa sayang sama diri sendiri juga. Orangtua kita sudah membesarkan dengan susah payah, masak cuma untuk dipukul pacar? Jika kamu mulai merasa hubungan tidak seimbang dan tertekan, boleh lho dengan tegas katakan bahwa hubunganmu sudah tidak sehat dan tak bisa dilanjutkan.
Mitos: Perawan adalah kunci kehormatan perempuan. Perempuan yang tidak perawan berarti sudah tidak berharga.
Faktanya, yang menentukan harga diri orang adalah kebaikannya. Selaput dara bisa sobek bahkan dengan olahraga. Setiap tubuh perempuan tercipta unik dan berbeda. Bentuk selaput dara setiap perempuan berbeda-beda, ada yang rentan sobek dan tidak. Keperawanan bukanlah hal yg menentukan harga diri perempuan. Dan, sekali lagi, perempuan punya otoritas atas tubuhnya. Jadi kita tidak berhak menilai seseorang hanya dari selaput daranya.
Mitos: HIV-AIDS tidak mungkin menyerang remaja, hanya kaum homoseksual saja.
Faktanya, tahukah kamu, porsi tertinggi pengidap HIV saat ini adalah usia muda, tak pandang jenis kelamin dan orientasi seksual. Bahkan, kelompok pengidap HIV tertinggi saat ini adalah kelompok Ibu Rumah Tangga, yang kebanyakan diakibatkan kebiasaan suami yang berganti pasangan dan melakukan seks tanpa kondom. HIV menular melalui darah dan cairan kelamin. Jika kita melakukan kontak cairan tersebut dengan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), bisa tertular. Berapapun usiamu. Termasuk jika melakukan hubungan seks atau berganti jarum suntik dengan ODHA. Jadi, jauhi virusnya, jangan orangnya ya!
      Nah, hal-hal di atas adalah sedikit dari banyak sekali mitos yang beredar di kalangan remaja. Jika kamu mendengar hal-hal seputar remaja yang membuatmu bingung, jangan ragu untuk tanya kepada pihak yang lebih tahu ya. Jangan sampai kita, remaja, terjebak dalam resiko-resiko yang tidak diinginkan. (emil)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here