Sepanjang tahun 2015, di Jawa Timur terjadi 30 kasus kehamilan tidak direncanakan (KTD) di kalangan pelajar. Jumlah itu meningkat dibanding tahun 2014 yang mencapai 23 kasus.

Ketua Divisi Data dan Riset Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, Isa Anshori mengatakan, pelajar yang mengalami KTD di wilayah Surabaya berusia antara 12 – 18 tahun.

Bahkan menurut Isa dari data yang dimiliki LPA Jawa Timur, jumlah kekerasan seksual yang melibatkan anak di tahun 2015 mencapai 300 anak. Jumlah tersebut naik dibanding tahun 2014 yang mencapai 226 anak. Kota Surabaya menyumbang 80 persen kekerasan seksual, termasuk di dalamnya terdapat kasus kehamilan tidak direncanakan.

“Dari jumlah itu, 10 persennya mengalami kehamilan tidak direncanakan,” ujar Isa.

Ia juga mengatakan, pelaku KTD dikalangan pelajar justru didominasi oleh orang terdekat, seperti pacar dan orang tua serta keluarga dekat untuk pelaku dewasa.

Selain itu, sering kali pelajar yang mengalami KTD di wilayah Surabaya justru menjadi korban secara berulang. Pertama adalah korban hegemoni di masyarakat dan kedua menjadi korban kebijakan.

Di kota Surabaya misalnya, Dinas Pendidikan setempat memiliki aturan bahwa mereka yang hamil ketika sekolah hukumnya adalah dikeluarkan. Hal ini berbanding terbalik dengan pelaku yang tidak tersentuh sanksi atau kebijakan.

Untuk mengatasi hal ini, Isa Anshori seringkali melakukan pendekatan ke sekolah agar mau menerima siswa yang menjadi korban KTD. Apalagi dalam kasus yang ditemui, anak yang menjadi korban KTD masih berusia 12 tahun atau duduk di kelas 6 SD dan 1 SMP.

Sementara itu, menurut Isa, peran orang tua dalam menjalin komunikasi dengan anak sangat penting, terutama dalam hal kesehatan reproduksi. Orang tua harus berani mengatakan tidak tabu tentang hal itu.

Di sekolah, siswa juga harus lebih terbuka terhadap guru. Jika dua hal ini terjalin dengan baik, KTD akan bisa diminimalkan.

“Keterbukaan di rumah dan di sekolah adalah faktor penting. Terutama dalam keterkaitannya soal kesehatan reproduksi,” pungkasnya.

Reporter : Yovinus Guntur
Editor : Wita Ayodhyaputri

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here