Samsaranews – Kasus bullying di Indonesia dianggap sudah mengkhawatirkan. Banyak orang, khususnya remaja yang menganggap bahwa bullying merupakan tindakan biasa. Sabtu, 23 Juli 2016.

Menurut psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, banyak kalangan menganggap bahwa bullying adalah budaya di tempat tertentu sehingga tidak diintervensi sejak awal dan akhirnya menjadi parah. Padahal, jika didefinisikan, bully suatu tindakan perilaku agresif yang melibatkan perasaan, tekanan, dan kekerasan pada orang lain.

“Umumnya, bully tidak dilakukan sekali tetapi secara berulang-ulang. Terutama saat kekuatan tidak seimbang antara pelaku dengan orang yang dibully,” kata Vera saat dihubungi, Jumat (22/7/2016).

Dia pun memberikan Tips untuk menghindari tindakan bully. Diantaranya yaitu meningkatkan kepercayaan diri anak sehingga tidak mudah ditindas & berani membela dirinya sendiri.

Selain itu, orang tua juga harus mengajarkan anak bagaimana menyelesaikan masalah atau konflik dengan bijak & cerdas, ikut sertakan anak dalam aktivitas yang positif di sekolah maupun di luar sekolah.

“Orang tua senantiasa harus dapat menjadi teman diskusi yang enak bagi anak,” kata Vera.

Sementara bagi anak atau remaja yang rentan terhadap bullying, mereka tidak bisa menghadapinya sendiri. Menurut Vera, penting untuk membangun pertemanan yang sulit seperti dengan sesama korban bully, dengan teman lain yang sejajar, lebih rendah, juga lebih tinggi dan senior.

“Punya teman bikin pebully tidak akan punya nyali kepadamu,” kata Vera.

Penulis : Nina Suartika

Editor : Wita Ayodhyaputri

13690812_590996751073883_4480311752051358439_n

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here