Oleh Theresia Winda Septitininditya
(Universitas Sanata Dharma 2014)
Manusia, terutama remaja mengalami perkembangan pada emosinya. Ranah afektif pada manusia dalam Taxonomy of Educational Object, yang disusun Bloom memuat perilaku yang menekankan pada aspek perasaan, seperti minat, sikap, apresiasi dan penyesuaian diri. Ranah afektif merupakan ranah yang mempengaruhi ranah kognitif. Menjadi keprihatinan yang patut diperhatikan adalah penerapan pendidikan seks di salah satu sekolah di Wonosari, Gunung Kidul, dimana sejak 2012 hingga tahun 2014 telah terjadi 9 kasus KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan).
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh seks terhadap perkembangan afektif siswa, kami memutuskan untuk melakukan sebuah penelitian di salah satu sekolah tersebut. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 80 siswa/i kelas XII yang berusia 17-18 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan jenis desain pre-post test kelompok tunggal. Alat ukur yang dipakai adalah kuisioner awal-akhir yang diisi oleh seluruh subyek dan wawancara awal-akhir.
Dan berdasarkan analisis data kuantitatif dengan paired sample t-test, menunjukkan nilai t lebih kecil dari nilai -t tabel (1.999045) yaitu -10.73600. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan afektif meliputi sikap, minat, konsep diri dan nilai yang signifikan pada materi pendidikan seks yang diberikan, yaitu : citra diri, seksualitas dasar, cara berpacaran sehat dan kehamilan tidak direncanakan. Didukung dengan hasil analisis data kualitatif yang menyatakan adanya perubahan kemampuan afektif siswa. Begitu penting pendidikan seks bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia sedini mungkin bukan soal moral tapi lebih kepada agar sikap, minat dan konsep diri mereka bisa ter-manage dengan baik, sehingga menciptakan generasi yang paham akan hak-haknya dan orang lain.