Ratusan warga Yogyakarta, Minggu 14 Oktober berkumpul dan menari bersama di nol kilometer Yogyakarta untuk mendukung kampanye One Bilion Rising (OBR) Revolution atau menyuarakan suara survivor kekerasan seksual yang selama ini belum tersuarakan.
Ignatia Glory, koordinator acara OBR kepada samsaranews.com mengatakan, tema acara OBR tahun ini adalah “Dengar, Beraksi dan Bangkit”, tema ini diambil karena kasus kekerasan sekual semakin meningkat setiap tahunnya,
“Kasus kekerasan seksual setiap tahun selalu meningkat, tapi sebagian besar dari kita saat mendengar kasus kekerasan justru diam atau pura – pura tidak tahu, jadi harapannya ketika kita mendengar kita akan beraksi, setidaknya dengan memberikan dukungan kepada survivor kekerasan seksual agar tidak merasa sendiri dan dapat bangkit secara bersama – sama,” kata Igna saat ditemui disela – sela jam kerjanya.
Selain menggelar aksi dengan menari di sepanjang Jalan Malioboro, ratusan orang yang tergabung dalam kampanye tersebut juga membagikan brosur yang berisi nomer rujukan jika mengalami atau menemui kasus kekerasan seksual di sekitar kita kepada masyarakat yang berada di sekitar Jalan Malioboro.
Sayangnya, usai acara yang berlangsung dari siang hingga sore hari ini sempat terjadi sedikit insiden dengan adanya intimidasi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Indonesia tanpa JIL (Jaringan Islam Liberal), MIUMI, serta GEMMAR ( Gerakan Menutup Aurat).
“Kami menyayangkan apa yang terjadi pada aksi OBR kemarin, kejadian ini menyalahi aturan terkait kebebasan berekspresi, kami mendesak Negara sebagai pemangku kebijakan atas penghormatan, perlinungan dan pemenuhan HAM untuk memastikan setiap warganya merasa aman dan dihormati,” ujar Igna.
Sementara itu, hingga saat ini nomer telefon dari Indonesia tanpa JIL masih belum bias dihubungi, sehingga belum ada konfirmasi lebih lanjut terkait tindakan intimidasi yang dilakukan pasca acara kampanye OBR.