Istilah dari mata turun ke hati, ternyata memang berlaku untuk beberapa orang. Tak jarang, muncul rasa ketertarikan pada diri seseorang setelah melihat penampilan lawan jenisnya.
Perempuan yang memiliki tubuh seksi serta laki-laki bertubuh atletis, biasanya sangat mudah menarik perhatian. Rasa ketertarikan ini muncul karena adanya daya pikat yang sering disebut dengan istilah daya tarik seksual atau sex appeal. Lantas, bagaimana dengan mereka yang memiliki tubuh yang biasa-biasa saja? Apakah mereka tidak mempunyai sex appeal?
Dikutip dari laman Femina, menurut dr. Ryan Thamrin, seorang seksolog, sex appeal didefinisikan sebagai daya tarik atau kemampuan seseorang untuk membangkitkan sisi erotis pada indra lawan jenisnya. Dokter Ryan juga mengatakan bahwa sifat tersebut sangat subjektif, bisa berasal dari fisik, kepribadian, bahasa tubuh, atau bahkan gabungan ketiganya.
Seperti hasil penelitian mengenai ekologi prilaku oleh Nottingham University, yang menyatakan perempuan mengganggap pria dengan suara mendalam lebih menarik dibandingkan dengan pria yang memiliki suara lantang. Penelitian ini membuktikan bahwa fisik bukan selalu menjadi tolak ukur daya tarik seksual.
Pada dasarnya, setiap manusia sebenarnya memiliki sex appeal, terlepas dari postur tubuh yang ideal, kurus atau gemuk. Bagi perempuan dan laki-laki yang sadar akan kelebihannya, biasanya mudah mengeksplor diri agar selalu terlihat menarik.
Namun, banyak juga dari mereka yang tidak mengetahui kelebihan yang dimiliki. Beberapa bahkan dengan sengaja menutupi kelebihan mereka karena takut dinilai cari perhatian, atau dianggap cari sensasi. Padahal, mereka hanya ingin terlihat menarik bukan menggoda. Sex appeal juga tidak selalu berkaitan dengan hal negatif, tetapi memiliki sisi positif juga.
Mereka yang mengoptimalkan potensi atau kemampuan dan tidak menutup-nutupi kelebihannya ini, akan lebih sukses disegala aspek kehidupan karena sex appeal juga dapat memperkuat konsep diri. Tata krama yang baik dan percaya diri. Ingat, jadilah diri sendiri.
Penulis : Wanda Nurina Sara
Editor : Wita Ayodhyaputri