Malam Solidaritas 28 September tahun ini dihadiri oleh berbagai organisasi dan individu, dari kalangan aktivis perempuan hingga seniman. Acara di gelar di area Bale Banjar yang terletak di belakang bangunan Sangkring Art Space, Bantul, Yogyakarta. Acara ini diinisiasi oleh Samsara dan diselenggarakan oleh individu-individu dari pelbagai kalangan yang menamakan diri mereka Kolektif 28 September. Malam solidaritas digelar secara terbuka bagi siapa saja yang ingin mendukung gerakan perempuan. Kampanye 28 September tahun 2018 ini mengusung tema ‘Gerak Bersama, Dukung Pilihan Perempuan atas Tubuhnya’.
Tanggal 28 September merupakan Hari Aksi Global untuk Aborsi Aman dan Legal. Organisasi maupun individu terkait dari seluruh dunia menyelenggarakan aksi demonstrasi, diskusi, pemutaran film dan banyak jenis kegiatan lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak dari aborsi tidak aman dan ilegal. Kampanye Global 28 September dilahirkan pada saat WGNRR (Women’s Global Network for Reproductive Rights) bergabung dalam Kampanye Amerika Latin dan Karibia untuk menghentikan kriminalisasi terhadap aborsi di tahun 2011. Selengkapnya mengenai sejarah gerakan 28 September dapat dibaca di artikel yang pernah diterbitkan Samsara disini.
Tujuan gerakan 28 September adalah untuk menggalang gerakan secara internasional dalam mengkampanyekan akses universal terhadap aborsi aman dan legal sebagai isu kesehatan dan hak asasi perempuan. Alasan pentingnya memberikan dukungan pada gerakan ini di antaranya: kampanye ini menyuarakan kebebasan rahim, hak perempuan diakui sebagai seseorang yang memiliki otoritas atas tubuhnya sendiri, aborsi merupakan pemenuhan Hak Asasi Manusia dan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi.
Kegiatan aksi mendukung gerakan 28 September telah dilakukan beberapa waktu sebelumnya dengan mengadakan rangkaian kegiatan sebelum malam solidaritas yang diselenggarakan tepat pada 28 September 2018. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan diantaranya yaitu Workshop bersama Samsara selaku inisiator kampanye Gerak 28 September dan Nada Bicara, sebuah komunitas Seniman di Yogyakarta yang memberikan materi mengenai produksi lagu pada 23 September. Selain itu, di hari yang sama juga telah digelar diskusi mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi berjudul ‘Membongkar tabu: Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas’ bersama Open Page dan Lavender Study Club serta menyusul kemudian diskusi bersama Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga dengan memberikan materi terkait gender dan parenting yang telah dilaksanakan pada 27 September.
Selain rangkaian acara dan diskusi yang telah dilaksanakan sebelum malam solidaritas 28 September seperti yang disebutkan di atas, kampanye juga telah dilakukan melalui sosial media seperti Instagram, Facebook dan Twitter. Kampanye dilakukan tidak hanya mendukung akses atas aborsi yang aman dan legal, namun juga memberikan pengetahuan mengenai hak yang dimiliki dan seharusnya bisa diakses oleh semua perempuan dan warga negara serta pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas. Gerakan 28 September 2018 juga merupakan bentuk dukungan kepada WA di Jambi yang menjadi korban pemerkosaan dan sempat ditahan lalu kembali dituntut oleh JPU untuk dipidana karena melakukan aborsi atas kehamilan yang terjadi akibat perkosaan yang dialaminya.
Dukungan dari Berbagai Kolektif
Gerakan 28 September juga merencanakan aksi berkelanjutan. Kegiatan lainnya yang akan dilanjutkan diantaranya; produksi lagu hasil dari Workshop sebelumnya yang diadakan oleh Nada Bicara, produksi film pendek mengenai isu perempuan bekerjasama dengan teman-teman dari Pemetik Buah Khuldi serta teman-teman dari Telur Setengah Matang.
Pada malam solidaritas yang telah digelar beberapa hari lalu di Sangkring Art Space, diisi dengan pelbagai penampilan musik, orasi, video pendek, display karya, bazaar dan pembacaan puisi. Acara diawali dengan sambutan oleh ketua aksi, yaitu Elsa Auliya Rizky yang menyampaikan terima kasih atas segala bentuk dukungan dari banyak pihak serta harapan agar kampanye dan dukungan terhadap perempuan, khususnya korban seperti WA terus berlanjut. Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian orasi, puisi, monolog, akustik dan penampilan dari beberapa musisi lokal dari Yogyakarta seperti: Rebellion Rose, Arye de Siul, Kolektif Tanpa Nama, Jessica, Shopping list, Deugalih dan Talamariam.
Selain penampilan dari musisi lokal, di lokasi acara juga digelar bazaar barang-barang yang bisa dinikmati atau dibeli oleh pengunjung seperti baju, buku, aksesoris oleh rekan-rekan dari Mimosa Market, Volkerkunde serta pameran foto dari Sliraku dengan tema ‘Self Love’. Selain itu juga tersedia jasa sablon on the spot oleh Needle and Bitch, yang menyediakan desain karya mereka sendiri dan karya dari Autonica, dan pengunjung bisa mendapatkan jasa sablon dengan desain yang unik hanya dengan berdonasi lima belas ribu rupiah. Lebih dari seratus orang datang meramaikan acara malam solidaritas dan ikut mendukung gerakan 28 September. Acara berlangsung hingga pukul 23.30 dan ditutup kembali oleh Elsa Auliya Rizky selaku Ketua Aksi kolektif 28 September serta penandatanganan spanduk oleh semua yang hadir sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye gerak 28 September. Harapan terbesar dari kampanye ini adalah keberlanjutan dukungan atas kemerdekaan perempuan dan tubuhnya.