Bagi perempuan, kesehatan reproduksi harus dijaga dan dirawat dengan baik. Apalagi jika berhubungan dengan organ intim seperti vagina dan payudara. Sebab jika kita tidak merawatnya dengan baik, serta tidak menjaga pola hidup sehat maka berpotensi terkena kanker payudara dan kanker serviks akan meningkat.
Pembina Yayasan Kanker Wisnuwardhana, Ananto Sidohutomo mengatakan, bagi perempuan, kanker merupakan momok yang paling menakutkan. Apalagi, di Indonesia, kanker serviks dan payudara merupakan “pembunuh” terbesar perempuan.
Dalam setiap tahunnya, penderita kanker di Indonesia tidak kurang dari 15 ribu orang. Dari jumlah itu, setiap harinya terdiagnosa 40 perempuan yang mengalami kanker serviks, dan 20 orang diantaranya meninggal dunia.
Selain kanker serviks, trend kanker payudara di Indonesia juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari data Profil Kesehatan Indonesia menyebutkan pada tahun 2004 ada 5.207 kasus kanker payudara. Tiga tahun kemudian, atau tahun 2007 jumlahnya mencapai 8.277 orang. Di tahun 2015, jumlah penderita kanker payudara diperkirakan sudah diatas 10 ribu orang.
Yang perlu diketahui, data penderita kanker tersebut merupakan pasien yang keluar rawat inap dengan diagnosis kanker. Dari jumlah itu pula, menurut WHO, pada tahun 2030 di Indonesia akan terjadi lonjakan tinggi sampai tujuh kali lipat penderita kanker.
Terus meningkatnya trend penderita kanker, jelas sangat merisaukan bagi perempuan. Lantas bagaimana caranya agar kanker tidak mudah menyerang tubuh? Ananto mengatakan, ada empat hal yang harus diperhatikan untuk menjaga diri kita dari kemungkinan terkena kanker.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kebersihan. Ananto mengatakan, perempuan yang mengalami keputihan, sebagian besar tidak bisa menjaga kebersihan organ intimnya. Dengan kondisi yang tidak bersih, akan membuat inti sel serviks membesar dan sitoplasma menjadi sedikit atau berkurang, sehingga resiko terkena kanker lebih besar.
Hal kedua adalah pilihan. Di Indonesia, banyak perempuan mengkonsumsi makanan yang bersifat karsinogenik atau makanan yang dapat memicu sel normal menjadi kanker. Makanan yang dibakar, digoreng, diasap, diasin dan diacar termasuk ke dalam makanan karsinogenik.
“Pemicu lainnya adalah penggunaan obat-obatan berbasis hormonal, seperti minum pil KB, suntik KB dan susuk,” ujar Ananto.
Hal ketiga adalah faktor alamiah. Setiap perempuan yang menua, lebih besar resiko terkena kanker. Apalagi perempuan yang mempunyai riwayat atau turunan kanker di keluarganya maka kemungkinan menderita kanker bisa 14 kali lipat dibanding perempuan yang tidak punya riwayat keturunan kanker.
Dan, hal keempat adalah faktor yang tidak diketahui. Faktor inilah yang dinilai Ananto sangat menakutkan. “Kami pernah menemukan seorang biarawati berusia 45 tahun yang tidak pernah melakukan aktivitas sex tetapi terkena kanker serviks,” terangnya.
Dengan berbagai faktor pemicu kanker tersebut, Ananto berharap perempuan lebih peduli terhadap kesehatan organ intimnya. Perempuan juga harus mampu menjaga pola hidup sehat, terutama dalam hal pola makan, terlebih dengan semakin menjamurnya makanan cepat saji di Indonesia.
Penulis : Yovinus Guntur
Editor : Wita Ayodhyaputri