Oleh: Siti Utami Dewi Ningrum
“Cantik itu ejaannya bukan K-U-R-U-S!”,
Kalimat itu pernah diungkapkan oleh Ririe Bogar dalam salah satu acara di stasiun TV swasta Indonesia beberapa bulan yang lalu. Ia adalah pendiri Komunitas Xtra-Large Indonesia di tahun 2007. Idenya tersebut terinspirasi dari komunitas online di Facebook dari Australia. Tujuannya membentuk komunitas tersebut ialah untuk untuk memunculkan rasa percaya diri perempuan-perempuan yang bertubuh besar untuk mencintai tubuhnya, salah satunya ialah dengan bergaya hidup sehat. Komunitas ini juga sempat mengadakan ajang Miss Big Indonesia di tahun yang sama. Hingga tahun 2014 kemarin, komunitas ini memiliki anggota sebanyak 1500 di akun Facebook-nya yang berasal dari wilayah-wilayah di Indonesia. Juwita Ramlan adalah salah satu anggotanya dan berhasil memenangkan kontes Miss Big Indonesia di tahun 2014.
Apa sih citra tubuh itu?
Hmm..citra tubuh ialah bagaimana persepsi kita terhadap tubuh yang kita miliki dan kemudian direspon oleh orang lain. Masyarakat yang dipengaruhi oleh media dan kelompok kapitalis menentukan citra tubuh ideal dengan tubuh yang langsing, tinggi, putih. Melalui tayangan dan iklannya, media menciptakan konstruksi tersebut. Kelompok kapitalis kemudian memperkuat citra ideal tersebut dengan produk-produk yang ia ciptakan dan dipromosikan melalui iklan yang didukung oleh media. Akibatnya, banyak kemudian perempuan yang berlomba-lomba untuk dapat memiliki tubuh ideal dengan berbagai cara. Mereka tidak puas dan tidak percaya diri pada tubuh yang mereka miliki.
Salah satu selebritis cilik yang muncul di era 90-an, Tina Toon, berkisah tentang dirinya yang merasa kurang percaya diri dengan tubuh gemuk yang dimiikinya dalam salah satu acara di stasun TV swasta di Indonesia. Sebagai public figure, tubuh gemuk yang ia miiki harus tampak ideal saat melakukan performance. Menggunakan korset dan rambut diikat dengan sangat kencang menjadi salah satu cara yang ia lakukan agar tubuh dan wajahnya terlihat lebih kurus. Tak puas dengan cara itu, Tina pun kemudian menguruskan badannya agar menjadi perempuan yang ideal.
Berbeda dengan kisah Tina, Tiara Bahar, salah satu personil dari “Putri Bahar” yang menyanyikan lagu “Pusing Pala Barbie” merasa kurang PD dengan tubuhnya yang kurus. Juga dalam salah satu acara di stasiun TV swasta Indonesia, ia mengatakan bahwa dirinya sudah banyak makan namun berat tubuhnya tak juga bertambah. Dalam grup yang sama, Juwita dan Jelita Bahar malah dituntut untuk tidak makan pada malam hari. Sebagai selebritis, mereka dituntut untuk memiliki tubuh ideal.
Persoalan yang dialami oleh Tina maupun para personil “Putri Bahar” tentang tubuhnya tidak bisa lepas dari citra tubuh ideal yang telah melekat dalam masyarakat. Mereka menginginkan tubuh yang langsing agar terlihat cantik. Kebiasaan dalam masyarakat yang kerap menilai tubuh kurus dan gemuk sebagai hal yang tidak normal membuat mereka yang memiliki bentuk tubuh seperti itu cenderug merasa tidak percaya diri dan ingin merubahnya, jika tidak, ia akan menjadi bahan olok-olokan. Hal ini bahkan sempat terjadi pada NFR, salah satu siswi SMP yang kabur dari rumah karena ia sering di bully di sekolah dengan badan gemuknya.
Sudah saatnya kita menghargai dan mencintai tubuh yang kita miiki. Kemunculan Komunitas Xtra-Large Indoneisa dapat dijadikan salah satu bentuk perjuangan, bahwa cantik dapat dimiliki oleh bentuk tubuh seperti apapun, karena cantik berasal dari kepercayaan diri dan bagaimana kita mampu menghargai tubuh yang kita miliki ini. Manusia tidak muncul dari mesin pabrik yang memiliki “cetakan” yang sama pada barang-barang hasil produksinya. Manusia lahir dengan masing-masing keunikan yang dimiiki, maka bukan hak kita untuk menilai bentuk ideal dari tubuh manusia.