Oleh Fidarini Devi W.
Adalah wajar jika remaja mulai tertarik untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman sebaya dan sahabat daripada dengan keluarga. Juga wajar jika remaja mulai tertarik dengan lawan jenis dan ingin melakukan kegiatan bersama dengan pasangannya . Biasanya remaja sudah dapat merasakan perbedaan dalam bergaul dengan siapa yang disebut “teman atau teman biasa”, sahabat atau pacar.
Apa Perbedaan antara teman, sahabat dan pacar?
Dalam bergaul biasanya remaja mencari orang yang memiliki ciri:
- Enak dalam berkata-kata, tidak judes, tidak suka menyakitkan hati dan menyepelekan dirinya
- Dapat diajak ngobrol, diskusi dan bercanda bahkan berdebat (tukar pikiran)
- Bisa dipercaya, tidak suka mengumbar cerita pribadi ke orang lain
- Dapat memberi perasaan nyaman dihati bila sedang gundah
- Sebagai tempat untuk bergantung bila membutuhkan dukungan dan bantuan
- Peduli pada persoalan kita. Tau kapan harus mendukung dan memberi semangat , kapan memberi kritik, jujur akan pandangannya, sikap dan keinginannya (tidak dibuat-buat)
Apa untung dan ruginya berteman dan bersahabat?
Berteman dan bersahabat punya keuntungan bagi remaja untuk membentuk rasa percaya diri bahwa ia mampu membangun dan membina hubungan yang baik dengan orang lain, serta memberi banyak pengalaman bagaimana mengenal orang lain yang punya kebiasaan dan kebutuhan yang berbeda dari dirinya. Berteman dan bersahabat bisa merugikan kalau terlalu banyak menggunakan waktu dan tenaga sehingga melupakan tugas utama untuk belajar.
Kapan anak mulai berpacaran?
Pacaran merupakan suatu pilihan dalam kehidupan remaja, orang tua bisa memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai pacaran bagi anak remajanya. Sebenarnya diizinkan atau tidak, anak remaja tetap bisa menjalin hubungan pacaran, dihindari atau tidak setelah kematangan fungsi reproduksi yang dipengaruhi oleh hormon-hormon seks , remaja secara alamiah sudah memiliki dorongan seksual dan tertarik pada lawan jenis.
Apapun pilihan orang tua terhadap anaknya, yang lebih penting bagi remajaadalah agar mereka memiliki informasi yang benar mengenai pacaran yang sehat, perilaku seksual dan resiko reproduksi, mengawasi perkembangan dan kegiatan si anak dan membina hubungan harmonis serta berkomunikasi dengan baik.
Pacaran yang baik dan sehat seperti apa?
Pacaran yang baik adalah pacaran sehat secara fisik, psikis dan sosial. Sehat secara fisik maksudnya dalam berpacaran, tidak menyakiti fisik kedua belah pihak. Tidak mengarah pada hubungan seksual yang beresiko Kehamilan Tidak Direncanakan (KTD), Infeksi Menular Seksual (IMS) dan tidak ada kekerasan fisik (memukul atau dipukul, menendang atau ditendang,dll). Sehat secara psikis artinya pacaran tidak mengganggu perkembangan mental remaja. Jika pacaran mengakibatkan perasaan remaja jadi tertekan, sedih , gelisah ataupun takut , maka pacaran sudah tidak sehat lagi. Pacaran dikatakan tidak baik secara psikis bila ada rasa cemburu yang berlebihan atau ada keterpaksaan. Kekerasan psikis juga bisa berupa kata-kata kasar dan tidak senonoh, baik dilontarkan ketika berdua ataupun di muka umum .Pacaran dikatakan sehat jika satu sama lain bisa mengekspresikan rasa sayang dansaling memberi dukungan. Sehat secara sosial maksudnya, dengan berpacaran tidak melanggar nilai-nilai atau norma yang berlaku. Seperti pulang larut malam, menimbulkan gosip-gosip dan lain-lain.
Tips untuk menolak ajakan
Untuk dapat dihargai orang tidak harus selalu mengikuti kemauan orang lain. Orang yang berpendirian kuat biasanya lebih dihargai dan disukai teman-temanya. Katakan saja :”maaf saya tidak mau mencobanya”
Menolak ajakan disampaikan dengan jelas dan tegas: katakan : “Tidak, terimakasih atau maaf ,saya tidak bisa ikut”
Bila perlu atau merasa tidak nyaman segeralah tinggalkan tempat tersebut tanpa ragu. Katakan saja : “Saya harus pergi, saya harus bertemu dengan seorang teman” atau ada hal yang harus saya kerjakan.