Di dunia pendidikan, terutama bagi kalangan pelajar tingkat SMP dan SMA, pemahaman terhadap kesehatan reproduksi menjadi hal penting. Terlebih di usia 13 hingga 17 tahun, sebab di usia tersebut merupakan periode anak mencari identitas atau jati diri. Tidak jarang, di usia tersebut, kesehatan reproduksi menjadi persoalan tersendiri jika tidak mampu disikapi dan dipahami dengan baik.

Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman kesehatan reproduksi di sekolah negeri maupun swasta.

Sayangnya, hingga saat ini pemahaman kesehatan reproduksi tidak dilakukan Dinas Pendidikan melainkan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB) serta tidak termasuk dalam pembelajaran siswa dan lebih bersifat isidentil.

Pengamat Pendidikan, Isa Anshori mengatakan, pemahaman yang selama ini diberikan Bapemas KB berkisar tentang menstruasi, penyimpangan seksual hingga soal fungsi organ sosial.

Isa menambahkan, pemahaman yang diberikan kepada siswa dirasa memang mampu menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

Namun secara perilaku ternyata tidak banyak berpengaruh, karena trend kekerasan seksual yang menimpa anak-anak justru terus meningkat.

Dari data yang didapat Samsaranews.com pada tahun 2015 saja, terdapat 385 kasus kekerasan seksual, dimana dari jumlah itu 147 kasus melibatkan anak-anak.

“Pemahaman tentang kesehatan reproduksi ini secara pengetahuan sudah memberikan manfaat. Namun secara perilaku masih belum, karena trend kekerasan seksual ada peningkatan,” ujar Isa.

Untuk itu pria yang juga menjabat sebagai Ketua Divisi Data dan Riset Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur ini mengatakan, seharusnya materi kesehatan reproduksi bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah semata namun juga orang tua.

Sebab jika hanya mengandalkan sekolah hasilnya tidak akan maksimal, karena anak lebih banyak memiliki waktu di rumah bersama dengan orang tua. Dari keluarga, terutamaorang tua yang berperan dalam membentuk karakter anak.

Penulis : Yovinus Guntur W
Editor : Wita Ayodhyaputri

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here