Gerak Bersama
Dukung Pilihan Perempuan atas Tubuhnya
Move Together
“Support The Women’s Choice Over Their Bodies”
Bulan September adalah bulan penting bagi gerakan perempuan dimana tuntutan akan kebebasan rahim disuarakan di seluruh dunia sehingga tanggal 28 September dipilih menjadi Hari Aborsi Aman Internasional. Bila menilik konteks Indonesia tentang aborsi, aturan hukum membolehkan dengan pembatasan hanya untuk menyelamatkan nyawa ibu maupun korban perkosaan saja. Pemenuhan aborsi sebagai bagian dari kesehatan seksual dan reproduksi (tema kampanye Global 28 September 2019 : Abortion is Healthcare) semakin menjadi mitos karena aborsi masih tabu dibicarakan.
September was the important month for the women’s movement, which demands for the “free womb” voiced throughout the world, and September 28th chosen as International Safe Abortion Day. In Indonesia context, the rule of law allows abortion but restrictions only to cases of rape and cases of fetal impairment. Fulfillment of abortion as part of sexual and reproductive health (Global campaign theme September 28th, 2019 : Abortion is Healthcare) is increasingly becoming a myth because abortion is still taboo.
Stigma tentang aborsi masih begitu kuat serta budaya patriarki yang masih menyalahkan perempuan dan korban. Bulan September bertepatan pula dengan peristiwa yang masih hangat kita ingat yaitu, penolakan yang meluas dari masyarakat sipil dan mahasiswa terhadap Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUKUHP) Indonesia di bulan September ini. Penolakan tersebut berdasarkan banyaknya pasal-pasal bermasalah dalam RUKUHP yang dapat menyasar tiap orang yang tidak bersalah, dan lagi-lagi mengkriminalisasi perempuan yang melakukan aborsi.
The stigma about abortion still firm and the patriarchal culture still blames victims. This September 2019 also coincides with the widespread protest from civil society and students against Draft of Indonesian Penal Code (RUKUHP). The protest is based on problematic article in RUKHUP that can criminalize an innocent person, and also criminalize women who have abortions.
Berbagai kondisi tersebut menjadikan perempuan Indonesia tidak dapat berdaulat atas tubuhnya. Berangkat dari keprihatinan dan kegelisahan semua jaringan dan individu yang mendukung kedaulatan tubuh dan perempuan maka Gerak 28 September lahir untuk menyuarakan dukungan terhadap pilihan perempuan khususnya di Indonesia. Gerakan ini mendapatkan animo positif dengan banyaknya jaringan yang bergabung dan membuat serangkaian agenda untuk mengupas dan membicarakan tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi, pilihan perempuan dan otonomi tubuh. Tentu kami berharap bahwa Gerak 28 September tidak hanya menjadi selebrasi saja, namun juga menjadi gerakan yang meluas untuk dukungan terhadap pilihan perempuan, dan pembebasan rahim dari belenggu.
These conditions make Indonesian women unable to exercise their bodies. With these situation also, September 28th Movement was born and engage the network and individuals who concerns and support the body autonomy and women’s choices. This movement has gained the positive response from the network that joining for this September 28th agenda in Yogyakarta, Indonesia. This agenda focus on explore and discuss about sexual and reproductive health rights, women’s choices and body autonomy. Certainly, we hope this September 28th Movement not just the celebration but also become a broader movement to support women’s choices.
Kamu bisa menyimak rincian kegiatan kami pada 28 September 2019 dalam Newsletter yang kami tautkan. Selain itu, ada Zine yang bisa kamu baca juga. Silakan diunduh:
You can see and download the details of our activities on September 28th, 2019 below :
1. Zine (BAHASA)
2. Newsletter (BAHASA)
3. Newsletter (ENGLISH)
Sampai Jumpa di Gerak 28 September selanjutnya,
Mari Gerak Bersama!
See you on the next September 28th Movement,
Let’s Move Together!