Pada tahun 2035, diperkirakan adanya kekurangan jumlah tenaga ahli layanan kesehatan yang terampil sebanyak 12,9 juta orang secara global. Data dari Menteri Kesehatan menunjukkan bahwa di Indonesia, jumlah bidan 4 kali lebih banyak dari dokter, dan 25,6 kali lebih banyak dari dokter spesialis kebidanan/kandungan (obgyn).

 

 

Kurangnya penyedia layanan yang terlatih, hambatan-hambatan dari kebijakan dan regulasi, stigma, atau keberatan hati nurani dinilai dapat membatasi ketersediaan penyedia layanan aborsi aman dan asuhan pasca aborsi dalam beragam konteks (Panduan Peran Tenaga Kerja Kesehatan dalam Penyediaan Layanan Aborsi Aman dan Kontrasepsi Pasca Aborsi – Badan Kesehatan Dunia, 2015). Oleh karena itu, bidan memegang peran penting di barisan depan, mengingat bidan bekerja secara langsung dengan perempuan dan tersebar di berbagai tempat, bahkan di wilayah pedesaan. Dengan meningkatkan kemampuan bidan melalui pelatihan tentang Asuhan Pasca Keguguran dan Perdarahan Pasca Persalinan, diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu, khususnya untuk perempuan dalam kemiskinan, perempuan yang belum menikah, dan perempuan yang tinggal di pedesaan.

 

 

Melihat pentingnya peran bidan di daerah pedesaan, Samsara hadir dengan program Pelatihan Bidan untuk Penatalaksanaan dan Rujukan Asuhan Pasca Keguguran dan Perdarahan Pasca Persalinan. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para bidan di Kefamenanu (NTT) dan Bengkulu.

 

Persyaratan:

  1. Minimal lulusan D3 Akademi Kebidanan
  2. Usia 21-35 tahun
  3. Berdomisili di Kefamenanu (NTT) dan Bengkulu
  4. Aktif melakukan praktik kebidanan di rumah sakit, puskesmas maupun praktik mandiri
  5. Bersedia mengikuti pelatihan selama 1 hari di bulan Juni

Melengkapi [formulir pendaftaran] sebelum  23 Mei 2018

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here