Tubuh manusia tercipta atas keberagaman, tidak terbatas hanya pada satu atau dua kemungkinan saja, seperti yang selama ini dipahami oleh masyarakat. Tentunya hal tersebut juga mempengaruhi kebutuhan akan akses kesehatan seksual dan reproduksi dalam diri tiap individu yang berbeda-beda pula. Contoh sederhananya, dapat dilihat pada isu kehamilan. Selama ini, kehamilan secara umum dipahami hanya dalam satu bentuk saja, yaitu kehamilan dengan janin yang berkembang di rahim. Padahal, ada jenis-jenis kehamilan lainnya, lho!
Jenis-Jenis Kehamilan Berdasarkan Tempat Janin Berkembang
Pertama, ada kehamilan intrauterin. Sesuai namanya, janin pada jenis kehamilan ini berkembang di dalam (intra) uterin (uterus atau rahim). Kehamilan inilah yang paling umum diketahui oleh masyarakat. Tanpa indikasi medis tertentu, jenis ini tidak akan membahayakan individu yang hamil.
Berkebalikan dengan intrauterin, ada juga jenis kehamilan ekstrauterin, yaitu kehamilan dengan janin yang berkembang di luar (ekstra) rahim, seperti di leher rahim dan rongga perut. Jenis kehamilan ini biasa dikenal dengan sebutan kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik yang cukup umum terjadi adalah kehamilan tubal. Dalam jenis kehamilan ini, sel telur yang sudah mengalami pembuahan menempel pada tuba falopi karena gagal mencapai rahim. Ada juga kehamilan intra abdominal, yaitu salah satu jenis kehamilan ektopik yang terjadi di rongga abdomen.
Umumnya, kehamilan intra abdominal lebih banyak terjadi pada individu yang pernah menjalankan proses sesar. Karena bekas sesar memiliki kemungkinan untuk melemah dan robek, lantas janin dapat tergelincir ke rongga perut.
Ada juga jenis kehamilan dengan indikasi plasenta previa. Kehamilan ini memang tidak dikategorikan berdasarkan tempat janin berkembang, tapi berkaitan dengan kondisi perkembangan janin di rahim. Kehamilan dengan indikasi plasenta previa terjadi saat plasenta, biasa dikenal dengan sebutan ari-ari, berada di bagian bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalur untuk melahirkan.
Kehamilan ektopik, baik tubal, intra abdominal, maupun lainnya, dan kehamilan dengan indikasi plasenta previa, berpotensi besar membahayakan individu yang hamil. Oleh sebab itu, pemeriksaan kehamilan sangat diperlukan dalam kondisi tersebut. Kedua jenis kehamilan ini juga hanya bisa dideteksi melalui prosedur USG.
Jenis-Jenis Kehamilan Lainnya
Selain berdasarkan tempat janin berkembang, kehamilan juga memiliki jenis-jenis lain. Ada kehamilan yang dikelompokkan berdasarkan jumlah janin yang berkembang. Saat satu sperma membuahi satu sel telur dan berkembang menjadi satu janin, kelahiran tersebut disebut sebagai kehamilan tunggal. Namun, saat ada dua sperma membuahi satu sel telur, beberapa sel telur dibuahi secara bersamaan, atau saat hasil pembuahan berkembang menjadi dua zigot, kehamilan yang terjadi disebut sebagai kehamilan ganda.
Ada juga kehamilan molar. Kehamilan molar terjadi saat hasil pembuahan sel telur dan plasenta tidak berkembang dengan sehat, dan justru membentuk sekumpulan tumor jinak atau kista dengan wujud mirip seperti anggur. Oleh sebab itu, kehamilan molar banyak juga dikenal dengan sebutan hamil anggur.
Banyaknya jenis-jenis kehamilan menunjukkan bahwa kondisi tubuh manusia, termasuk aspek kesehatan seksual dan reproduksinya, pada dasarnya beragam dan tidak hanya satu. Untuk itu, pemeriksaan kehamilan dan HKSR lainnya sudah sepatutnya terbuka dengan berbagai kemungkinan yang ada. Tidak hanya menjadikan satu gagasan yang dianggap ‘normal’ sebagai patokan belaka.
Sumber: