Rahim manusia bekerja dalam sebuah alur berulang yang biasa dikenal dengan siklus menstruasi. Secara umum, siklus menstruasi terdiri atas empat fase, yakni fase menstruasi, pra-ovulasi, ovulasi, dan pra-menstruasi.

Fase-Fase dalam Siklus Menstruasi

Pada fase menstruasi, lapisan dinding rahim (endometrium) akan meluruh bersama dengan darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir yang terkandung di dalamnya. Fase ini terhitung dari hari pertama menstruasi terjadi, sekaligus menjadi awal penghitungan untuk keseluruhan siklus menstruasi. Rata-rata, fase menstruasi berlangsung selama tiga (3) hingga tujuh (7) hari.

Proses peluruhan tadi akan diikuti oleh proses penebalan kembali lapisan dinding rahim, yang terjadi dalam fase pra-ovulasi. Proses penebalan ini terjadi seiring dengan pertumbuhan folikel berisikan sel telur yang diproduksi oleh ovarium. Sel-sel telur dalam folikel akan dilepaskan dan bertahan selama 24 jam pada fase berikutnya, yakni fase ovulasi. Pada fase ovulasi, sel telur akan bergerak dari rahim menuju tuba falopi.

Setelah melepaskan sel telur, folikel akan memasuki fase pra-menstruasi dengan membentuk korpus luteum, sebuah jaringan yang diproduksi dalam ovarium. Korpus luteum memproduksi hormon progesteron, sehingga lapisan dinding rahim menebal. Saat pembuahan tidak terjadi, korpus luteum akan berhenti memproduksi progesteron. Alhasil, kadar progesteron dan estrogen dalam rahim akan menurun. Lapisan dinding rahim juga kembali meluruh, dan individu akan mengalami menstruasi.

Perbedaan Siklus Menstruasi Antar Individu

Yang penting diperhatikan dalam siklus menstruasi adalah durasi dan intensitas siklus menstruasi pada tiap individu bisa berbeda-beda. Ada individu yang mengalami siklus menstruasi tiap 27-30 hari sekali, tapi ada juga individu yang memiliki siklus menstruasi dengan durasi yang lebih panjang. Ada individu yang mengalami siklus menstruasi secara teratur dan rutin, tapi ada juga yang tidak. Keragaman ini sangatlah wajar. Namun, apabila ada indikasi medis tertentu berkaitan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, tenaga medis atau konselor akan menyarankan konsumsi obat pelancar menstruasi untuk memperbaiki hormon sehingga siklus menstruasi akan menjadi lebih lancar, dan dapat terjadi pembuahan, kehamilan, atau menstruasi.

Proses Kehamilan dalam Siklus Menstruasi

Kehamilan terjadi melalui proses pembuahan, yaksi saat sel telur dan sperma menyatu. Dalam siklus menstruasi, fase ovulasi merupakan waktu yang paling strategis untuk proses pembuahan dan mewujudkan kehamilan. Setelah pembuahan terjadi, sel telur akan berubah menjadi zigot. Setelah beberapa hari, zigot akan menempel pada dinding rahim dan berkembang menjadi calon janin atau embrio.

Dengan proses demikian, pemakaian obat pelancar haid oleh individu yang hamil dikontraindikasikan. Meski obat pelancar haid membantu perbaikan hormon dan salah satu efeknya adalah peluruhan dinding rahim─menstruasi, masih belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan obat pelancar haid pada kehamilan dapat mengakibatkan keguguran.

Sumber:

https://www.halodoc.com/artikel/4-fase-menstruasi-pada-wanita

https://www.nhs.uk/conditions/periods/fertility-in-the-menstrual-cycle/

https://www.alodokter.com/yang-terjadi-selama-siklus-menstruasi

https://www.halodoc.com/artikel/bagaimana-terjadinya-proses-kehamilan

https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/guide/fertility-drugs

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here