Gonore merupakan salah satu infeksi menular seksual (selanjutnya disebut IMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Jenis ini menempati posisi kedua IMS oleh bakteri yang paling umum terjadi setelah Klamidia. Biasanya, Gonore ditangani dengan menggunakan dua jenis obat, yaitu Ceftriaxone dan Azithromycin. Namun, beberapa waktu terakhir, kekhawatiran atas Gonore semakin meningkat setelah ditemukannya kasus Gonore Super.

Berbeda dari Gonore yang umum ditemukan, kasus Gonore Super memiliki sifat kebal terhadap obat-obatan, termasuk obat yang direkomendasikan untuk penanganan Gonore seperti Penisilin, Sulfonamida, Tetrasiklin, Fluorokuinolon, Makrolida. Saat ini, kasus Gonore Super telah ditemukan dan dilaporkan di beberapa negara, antara lain Perancis, Jepang, Spanyol, Inggris, dan Australia. Kasus Gonore Super terbaru, yang sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya tenaga kesehatan, ditemukan di Austria.

Seorang laki-laki di Austria melakukan pemeriksaan organ reproduksi setelah mengalami gejala IMS seperti sakit saat buang air kecil dan keluar cairan dari penis. Sebelumnya, tepatnya pada bulan April, sang lelaki melakukan hubungan seks dengan seorang pekerja seks. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia positif Gonore. Dokter pun meresepkan antibiotik sebagai upaya penanganan.

Ternyata, Gonore yang dialami oleh laki-laki paruh baya tersebut bukan Gonore biasa. Setelah dua minggu dan gejala yang dialami mereda, ia kembali melakukan tes. Meski swab menunjukkan hasil negatif, tes PCR pada sampel uretra menunjukkan sebaliknya. Masih ditemukan bakteri Neisseria gonorrhoeae di tubuh sang lelaki. Oleh sebab itu, para dokter dan ilmuwan menyimpulkan bahwa kasus Gonore yang dialami oleh laki-laki asal Austria itu adalah Gonore Super yang kebal antibiotik umum seperti Ceftriaxone dan Azitromisin.

Sebenarnya, resistensi terhadap Gonore sudah muncul sejak awal abad ke-20, dan terus berkembang hingga saat ini. Ada beberapa alasan di balik kemunculan dan perkembangan Gonore Super yang resisten terhadap obat. Pertama, akses terhadap antimikroba tidak terbatas. Selain itu, pemilihan antibiotik yang keliru dan pemakaiannya yang berlebihan juga turut berperan dalam perkembangan Gonore Super, ditambah lagi jika kualitas antibiotik yang digunakan kurang maksimal. Mutasi genetik dari Neisseria gonorrhoeae itu sendiri dan infeksi genital ekstra juga turut berkontribusi dalam mengembangkan kekebalan pada Gonore.

Secara umum, baik Gonore ‘biasa’ maupun super menunjukkan gejala yang sama, seperti keluarnya cairan kental berwarna hijau atau kuning dari vagina atau penis, nyeri saat buang air kecil, dan muncul pendarahan di antara periode menstruasi. Jika kamu merasakan gejala serupa, segera lakukan pemeriksaan, ya, agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat secepatnya!

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here