“Bagaimana bila aku bukan perawan seperti yang engkau mau, mungkin saja dulu ku pernah ternoda, apa bedanya bila aku mencinta?”
Kutipan lirik lagu dari Helena, “Sekali Cinta Tetap Cinta” tersebut menggambarkan keperawanan sebagai sebuah hal yang dianggap sakral dan suci dalam masyarakat. Hal ini berkaitan dengan nilai kehormatan seorang perempuan yang ditakar dari keberadaan selaput dara pada liang vaginanya. Mereka akan digolongkan pada kategori perempuan baik-baik atau tidak.
Menurut Nawal El Saadawi dalam bukunya Perempuan dalam Budaya Patriarki mengatakan bahwa hal tersebut sangat keliru karena tidak ada hubungannya antara aturan biologis dan anatomis manusia dengan nilai-nilai moralnya. Nilai moral adalah produk sistem sosial, sedangkan setiap organ tubuh manusia, termasuk selaput daranya adalah ciptaan Tuhan dan semesta dengan bentuk yang beraneka ragam.