Beranda blog Halaman 26

Deklarasi Airlie , Deklarasi untuk Aborsi Aman dan Legal

“Kesetaraan gender yang sesungguhnya tidak akan terjadi selama perempuan tidak mendapat akses aborsi yang aman dan legal”.

Kalimat diatas merupakan potongan dari pembukaan Airlie Declaration, sebuah deklarasi yang disepakati tanggal 25 Maret 2014 lalu pada pertemuan di Airlie Center, Virginia Amerika Serikat. Perumusan Deklarasi Airlie tersebut ditandatangani oleh organisasi-organisasi dan para tokoh yang bergerak di isu kesehatan reproduksi, termasuk aborsi aman dan legal dari berbagai negara, diantaranya Elizabeth Maguire (Presiden dan CEO IPAS, Amerika Serikat), Hon. Nana Oye Lithur (Menteri Perlindungan Anak, Gender dan Sosial, Ghana), Beatriz Galli (Penasehat senior IPAS, Brazil), Kenneth Keng (Direktur Advokasi Kesehatan Reproduksi, Filipina) dan Inna Hudaya, pendiri sekaligus direktur Samsara, Indonesia.

Mitos dan Fakta Seputar Hubungan Remaja

healthy-relationship-300x231Remaja merupakan jenjang usia yang memiliki banyak problematika unik. Salah satunya adalah permasalahan seputar pacaran. Saat ini, pacaran sudah menjadi fenomena umum yang dilakukan oleh remaja. Banyak sekali mitos seputar pacaran yang beredar di kalangan remaja. Sayangnya, jika mitos-mitos tersebut tidak diluruskan, remaja bisa terjebak dalam banyak resiko seperti pacaran tidak sehat, kehamilan tidak direncanakan, sampai HIV-AIDS. Berikut beberapa mitos dan fakta seputar hubungan remaja, penting untuk diketahui apalagi bagi kamu yang masih remaja.

Mitos: pacar yang cemburuan artinya sayang. Semakin cemburu, semakin sayang
Faktanya, cemburu bukan satu-satunya cara untuk menunjukkan rasa sayang. Cemburu berlebih bisa mengekang kebebasan kita. Pacaran yang sehat harusnya membuat kita semakin berkembang, bukan justru membatasi interaksi kita dengan teman-teman apalagi dengan keluarga. Jika kamu merasa kecemburuan pacarmu sudah berlebihan, mulailah introspeksi.

Selamat Hari Buruh, Perempuan!

Oleh: Emilda Rizky

Kemarin tanggal 1 Mei, dunia merayakan MayDay, sehingga kegiatan di kantor Samsara diliburkan. Hampir semua staff Samsara turut serta dalam aksi longmarch yang diadakan bersama teman teman lain di Jalan Malioboro. Aksi dimulai pada pukul sembilan pagi di Jalan Abu Bakar Ali sampai ke Gedung Agung dan dilanjutkan dengan orasi-orasi. Para peserta pagi itu menggunakan ikat kepala merah sebagai dresscode. Samsara memang bukan lembaga yang fokus pada isu buruh. Tapi bagi kami perbedaan fokus isu bukan menjadi alasan untuk membendung solidaritas.

Week 2 : Samsara Sulawesi Satellite Workshop

By Sara Barnes

Hello again! Another week gone by and we’re in the beautiful Togian Region of Central Sulawesi, but let me catch you up on what’s gone on between our last update and here.

We arrived in Gorontalo late on Sunday night and collapsed, Monday saw us settling in and making plans for the 4 or 5 days we had in the city. Yulya, a friend of our Samsara supporter’s in Manado , kindly offered to host Tia and Sara at her house. After chatting to yulya and some of her friends, university students in Gorontalo, we started to get a better idea of the challenges Gorontalo faced. As they told it the city was wrapped up in politics, with almost every activist for almost every cause aligned to one political party or another. The youth we spoke to felt like this distraceted from the actual causes as the political parties always ended up pushing their agenda over the cause they were trying to help. We had struggled to find women’s groups or NGOs to get in touch with in Gorontalo and wondered if this might be the reason for it. Out of this the group we chatted with agree that they would all like to learn more about Sexual Reproductive Health and Rights, and specifically unplanned pregnancy and teenage pregnancy. Yulya helped us organise a workshop at her house with about 15 women and men in their twenties for Tuesday evening.

Minggu Pertama Satellite Workshop di Sulawesi

Oleh Sara Barnes

Tim Samsara telah melewati satu minggu perjalanan! Tia dan saya sampai di Manado pada 21 Oktober 2013. Kami lelah sekali setelah perjalanan panjang dari Yogyakarta, tapi kami juga sangat bersemangat untuk memulai sharing pengetahuan kami tentang Kesehatan Reproduksi selama perjalanan satu bulan penuh ini.

Kami bahkan memulai sharing kami lebih cepat dari yang kami harapkan. Dalam mini bus (angkot) dari bandara menuju hotel, kami berbagi dengan beberapa penumpang tentang kontrasepsi dan relasi yang sehat. Kami juga sempat memberikan stiker pemeriksaan payudara mandiri kepada Lea (33 tahun) untuk dibagikan di komunitasnya. Mini bus yang kami tumpangi benar-benar berbeda dari yang biasa ada di Yogyakarta, kota basis Samsara, mini bus di Manado dilengkapi dengan lampu senter, musik yang keras, bahkan televisi!

Week 1 of the Sulawesi Satellite Workshop Tour 2013 (English Edition)

By Sara Barnes

So, we’ve been on the road one week already! Tia and I arrived in Manado late on Monday the 21st of October. We were tired after our long journey from Yogyakarta, but excited to begin sharing our knowledge about Sexual Reproductive Health and Rights for Samsara’s month long Satellite Workshop in Sulawesi.

We started even earlier than we expected. On the mini bus (angkot) from the airport to our hotel we spoke to fellow passengers about contraception and healthy relationships. We left Lea (33) with a breast self-exam sticker to share with her community. The mini bus was completely different to what we are used to in Yogyakarta, where Samsara is based, they come with flashing lights, loud music and tvs!

Our Bodies, Our Conversation (SRHRSW Minggu Pertama)

Terjemahan Bahasa Indonesia
Oleh Agnes Linea

Tim Samsara telah melewati satu minggu perjalanan! Tia dan saya sampai di Manado pada 21 Oktober 2013. Kami lelah sekali setelah perjalanan panjang dari Yogyakarta, tapi kami juga sangat bersemangat untuk memulai sharing pengetahuan kami tentang Kesehatan Reproduksi selama perjalanan satu bulan penuh ini.

Kami bahkan memulai sharing kami lebih cepat dari yang kami harapkan. Dalam mini bus (angkot) dari bandara menuju hotel, kami berbagi dengan beberapa penumpang tentang kontrasepsi dan relasi yang sehat. Kami juga sempat memberikan stiker pemeriksaan payudara mandiri kepada Lea (33 tahun) untuk dibagikan di komunitasnya. Mini bus yang kami tumpangi benar-benar berbeda dari yang biasa ada di Yogyakarta, kota basis Samsara, mini bus di Manado dilengkapi dengan lampu senter, musik yang keras, bahkan televisi!

Perayaan 28 September; Hari Aborsi Aman Sedunia di Yogyakarta

Oleh Neni Nilasari

Jam sudah menunjukkan pukul 21.30 ketika saya datang bersama seorang teman ke perempatan Tugu melalui jalan Jendral Sudirman. Tugu sudah ramai dengan para pengunjung yang tampak asyik berfoto dan bercengkrama di sekitar Tugu, bergerombol dan menikmati suasana Yogyakarta di waktu malam, tanpa sadar akan apa yang akan terjadi di sana.

Hari itu adalah hari Sabtu tanggal 28 September 2013, hari yang juga merupakan hari aborsi aman sedunia.Kami datang ke sana untuk menjadi peserta flashmob It’s My Circle, untuk memperingati hari itu. Hari dimana kami bisa menyuarakan tuntutan perempuan akan hak seksual dan kesehatan reproduksinya dengan lantang di depan publik.

POPULER