Beranda blog Halaman 13

Selena Gomez dan Narasi Relasi Yang Tidak Sehat dalam Lagu “The Heart That What It Wants”

Narasi Relasi Yang Tidak Sehat

I know him and I know his heart. And I know what he wouldn’t do to hurt me.
But I didn’t realize that I’m feeling so confident and so great and then
it just be completely shattered by one thing.
By something so stupid. But then you make me feel crazy, like it’s my fault.
I was in pain.

Kalimat di atas adalah monolog awal Selena Gomez yang muncul dalam video klip The Heart That Wants What It Wants. Ada sebuah narasi yang ingin disampaikan Selena terkait dengan relasinya, intinya adalah bahwa dia tahu dan menyadari bahwa dia berada dalam relasi yang tidak sehat, tapi dia bingung untuk berbuat sesuatu.

Berbicara tentang kegagalan sebuah relasi atau mengalami relasi yang tidak sehat bukanlah hal yang mudah, bahkan bagi Selena Gomez. Relasinya dengan Justin Bieber, seorang penyanyi muda yang punya banyak fans, akan membuat posisinya semakin terpojok, sebab jika ia memberi tahu banyak orang tentang hubungannya yang tidak sehat. Beberapa orang mungkin saja beranggapan bahwa Selena sekadar menumpang popularitas Justin Bieber dengan cara apa pun, bahkan dengan membongkar permasalahan relasinya ke publik.

Jamak kita temukan pasangan yang bertahan dalam relasi yang tidak sehat, sekalipun mereka menyadari hal tersebut tidak baik bagi kesehatan mentalnya. Namun apa hal yang sebenarnya membuat banyak pasangan tersebut tetap bertahan dalam hubungan yang tidak sehat? Sebelum mengetahuinya lebih jauh, mari kita bahas, Ápa itu relasi sehat?’.

“Dia sering menyakitiku dan berbuat kasar, tapi aku masih sayang banget sama dia.”

Siapa yang tidak pernah mendengar curhatan seperti di atas? Kebanyakan dari kita pasti pernah mendengarnya, sekali dalam seumur hidup, setidaknya. Perasaan sedih, menangis, benci bahkan menyesal dengan sebuah relasi mungkin akan dialami oleh beberapa orang. Tidak jarang juga, seseorang mengetahui bahwa mereka tengah berada dalam hubungan yang tidak sehat namun, merasa bahwa tetap ingin mempertahankan hubungan karena alasan “hati”

Seperti yang ditulis di situs www.loveisrespect.org mengenai relasi sehat adalah “Open, honest and safe communication is a fundamental part of a healthy relationship. The first step to build a relationship is making sure you both understand each other’s needs and expectations—being on the same page is very important. That means you have to talk to each other!”

Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam menjalin sebuah relasi. Membiasakan diri untuk berani mengungkapkan perasaan yang dialami merupakan sebuah langkah yang harus dilakukan untuk menjalin relasi yang sehat di mana antar pasangan akan tahu kebutuhan, keinginan, dan harapan satu dengan yang lainnya.

Persoalan cinta memang bukanlah persoalan yang sepele, kadang kita kesulitan untuk membedakan hati dan logika yang membuat kita terus bertahan dalam relasi yang tidak sehat. Hampir setiap orang mempunyai perjalanan dan kisah yang naik-turun dalam relasinya, begitu pula Selena Gomez. Seperti kita ketahui, Selena sempat berpacaran dengan seorang penyanyi, Justin Bieber. Hubungan mereka pun tidak berjalan mulus-mulus saja, mereka juga sempat putus karena konflik dan kembali bersama..

Kekerasan dalam pacaran atau relasi yang tidak sehat memang jarang sekali dibicarakan dan bahkan dianggap tidak penting. Banyak yang mengira masalah tersebut adalah masalah personal antar pasangan dan wajar terjadi. Padahal, jika hal tersebut disepelekan, makin banyak korban kekerasan yang mengalami trauma dan tidak mendapatkan penanganan yang semestinya.

Dikutip dari HelpNona ada banyak faktor dari dalam diri seseorang yang membuatnya tetap bertahan dalam hubungan yang penuh kekerasan. Misalnya saja, perasaan cinta yang begitu besar sampai membuat seseorang menutup mata. Termasuk juga perasaan familiar pada hubungan yang telah sekian lama dibangun, sehingga merasa sulit melepaskan kebiasaan-kebiasaan yang ada bersamanya. Faktor lain juga bisa karena mengalami kehamilan tidak direncanakan, sehingga membuat perempuan tersebut terpaksa untuk tetap bersama, agar anaknya dapat lahir dalam sebuah lembaga pernikahan.

Selena sebagai publik figur yang mempunyai banyak penggemar merasa punya kewajiban sosial yang ingin dia bagikan, termasuk untuk memberi tahu banyak orang tentang relasi yang tidak sehat. Meski demikian, pada akhirnya kita sempat mendengar bahwa Selena Gomez kembali menjalin hubungannya setelah peluncuran lagu tersebut. Tapi, setidaknya banyak orang tahu bahwa kekerasan seksual dan relasi yang tidak sehat, bisa saja hadir dalam hubungan.

Mari bersuara, jangan diam. Segeralah cari bantuan jika menyadari kamu dalam relasi yang tidak sehat.

Show Dogs: Memanusiakan Hewan Lewat Film?

Memanusiakan Hewan

Tokoh utama hewan yang bisa berbicara dalam film sering kali merupakan tontonan wajib anak-anak. Mereka diajarkan untuk mencintai hewan, merawat, dan belajar peduli dengan lingkungan. Ada banyak contoh film dengan hewan sebagai pemeran utamanya dari  101 Dalmantion (Anjing), Nine Lives (Kucing) sampai Planet of The Apes (Monyet). Beberapa dari film tersebut memang mengandalkan Computer Generated Imagery (CGI) untuk membuat efek tokoh hewan yang dianggap sangat sulit untuk dilatih, bahkan beberapa hewan harus mengikuti instruksi sutradara selama pembuatan film sampai berminggu-minggu bahkan bulanan yang membuat hewan tidak nyaman. Film-film tersebut kerap ditonton oleh anak-anak tanpa bimbingan dan arahan orang tua, misalnya Show Dogs.

Show Dogs merupakan film produksi Hollywood bergenre action, komedi, dan adventures yang dirilis sekitar November 2017. Bercerita tentang seekor anjing polisi berjenis Rottweiler bernama Max yang berusaha menyelamatkan bayi panda yang dicuri. Max, bersama rekan kerjanya, seorang agen FBI bernama Frank (Will Arnett), sedang menangani kasus penculikan seekor bayi panda yang dicurigai dilakukan oleh kelompok pedagang hewan liar. Max dan Frank menemukan petunjuk yang mengarah pada jaringan komplotan yang berencana untuk menjual panda tersebut ke pertunjukkan bergengsi. Maka, berangkatlah Max dan Frank ke Las Vegas untuk mengikuti pertunjukan anjing paling eksklusif di dunia. Untuk menemukan si bayi panda, Max terpaksa menyamar sebagai kontestan. Hingga akhirnya, Max dan Frank kini harus menggagalkan rencana penculikan lainnya dan menyelamatkan hewan berharga lainnya dari kelompok penyelundupan hewan tersebut.

Film Show Dogs dikategorisasikan untuk anak-anak., Namun, jika melihat lebih dalam, mungkinkah anak-anak mengerti soal tempat “Zen” dan ungkapan Aristoteles yang beberapa kali meluncur dari salah satu tokoh anjing di Show Dogs? Atau sudah terlanjut ada anggapan bahwa film dengan tokoh hewan yang bisa berbicara memang cocoknya ditonton anak-anak? Sementara Show Dogs tidak sepenuhnya untuk anak-anak. Dalam sebuah adegan, misalnya, Frank (agen FBI) meminta Anjing (Max) untuk mau disentuh bagian kelaminnya agar bisa lolos dalam perlombaan yang mengharuskan setiap anjing tidak marah dan diam saat dipegang bagian kelaminnya. Frank pun sempat menyebutkan bahwa Anjing (Max) akan pergi ke “tempat Zen” jika mau diam dan tidak marah ketika disentuh bagian kelaminnya.

Dikutip dari yourdictionary.com tempat “Zen” berarti sebuah perasaan damai dan bahagia. Ide tentang tempat “Zen” yang dipahami sebagai tempat bahagia yang ada dalam film tersebut mungkin harusnya dikonfirmasi kembali. Kita semua harus memahami bahwa konsep pergi ke tempat “Zen” atau “tempat bahagia”, sementara bagian pribadi kita disentuh, sama dengan disasosiasi keadaan di mana beberapa bagian yang terintegrasi dari kehidupan seseorang menjadi terpisah dari kepribadian dan fungsi lainnya. Hal tersebut merupakan apa yang banyak anak-anak lakukan untuk bertahan hidup saat mengalami kekerasan seksual.

Film ini mengirim pesan kepada anak-anak bahwa tidak masalah membiarkan seseorang menyentuh bagian pribadinya, bahkan ketika mereka tidak menginginkannya? Tema film di mana anjing harus menahan sentuhan yang tidak diinginkan untuk maju dalam kompetisi dan anjing diberitahu untuk hanya pergi ke tempat ‘Zen’, secara tidak langsung adalah taktik serupa yang digunakan ketika mengasuh anak-anak. Memberi tahu mereka untuk berpura-pura bahwa mereka ada di tempat lain dan bahwa mereka akan mendapatkan hadiah karena menahan ketidaknyamanan yang mereka rasakan. Film anak-anak harus dipegang dengan standar yang lebih tinggi, dan harus mengajarkan otonomi tubuh anak-anak, kemampuan untuk mengatakan ‘tidak’ dan keamanan, bukan pesan membingungkan yang mendukung sentuhan di organ kelamin yang tidak diinginkan.

Memanusiakan hewan melalui film Show Dogs mungkin tidak akan tercapai jika tokoh utama dalam film (Max) mendapatkan perilaku yang melecehkan organ kelaminnya. Max memang bekerja banyak sebagai agen untuk menyelamatkan hewan lain, tapi jika Max pun akhirnya mendapatkan pelecehan sama saja mengesampingkan posisi dan kenyaman Max. Hal tersebut memberikan pemahaman bahwa menonton film bukan hanya perkara melihat genre dan kategori film tapi juga memberikan pemahaman kepada anak-anak atas tontonannya.

Show Dogs: Cara Manusia Memelihara Harapan

Memanusiakan Hewan

Gedung bioskop malam itu tidak terlalu penuh, beberapa kursi masih kosong. Penonton memilih kursi di deretan paling belakang untuk mendapatkan jarak pandang ke layar terbaik. Kami ada di antara deretan penonton yang memilih duduk di deret kursi belakang itu. Sebuah film berjudul Show Dogs karya sutradara Raja Gosnell yang dirilis 25 Mei 2018 diputar tepat ketika kami mulai mengatur pantat untuk mendapatkan pose duduk paling nyaman. Ini film yang kami pilih untuk ditonton secara dadakan, tidak ada alasan khusus, hanya pertimbangan ulasan-ulasan pendek di mesin pencari.

Penonton di sekitar kami beberapa kali terlihat gelak tawanya ketika melihat seekor anjing polisi bernama Max tiba-tiba harus berlagak macam anjing kompetisi, atau saat melihat tiga burung dara criwis tiada henti mengomentari polah Max. Film ini secara umum bercerita tentang seekor anjing polisi Rottweiler bernama Max. Max ditugaskan untuk pergi menyamar sebagai anjing berpenampilan terhormat dalam pertunjukan anjing bergengsi dengan rekan manusia anggota kepolisian, Frank (Will Arnett). Kedatangan Max bersama Frank dalam pertunjukan anjing itu untuk melaksanakan misi yang lebih besar yaitu menghentikan sindikat penjualan hewan dan penyelundupan yang menggunakan pertunjukan anjing untuk mengelabui aktivitasnya.

Seekor Panda bernama Ling Li diselundupkan dari Asia untuk dijual di Las Vegas. Pertama kali sampai di pelabuhan Ling Li bertemu Max. Gara-gara kecurigaan Max terhadap aktivitas para penyelundup Max akhirnya berusaha menghalau penyelundup itu, tapi Max gagal saat mencoba menyelamatkan Ling Li. Pada pertemuan pertama dengan bayi panda itu Max berjanji padanya akan melepaskannya dari para penyelundup.

Skema penjualan Ling Li akan dilakukan dalam acara pertunjukan anjing Canini Invitational yang akan digelar di Las Vegas. Di sini cerita baru dimulai, keseruan dalam setiap usaha Max menyelamatkan Ling Li hingga harus pura-pura menjadi anjing pertunjukan bercampur baur dengan pertemuan Max dengan anjing-anjing lain yang memiliki keunikan masing-masing. Hampir bisa dipastikan, anjing-anjing yang ditemui Max seperti manusia, ada yang culas, ada yang baik, ada yang sukanya hanya mengambil posisi aman sambil sesekali menasehati, ada yang begitu membanggakan kesempurnaan tubuhnya. Tidak lupa ada juga kisah cinta antara Max dengan seekor anjing kenalan barunya.

Bersamaan dengan polah tingkah Max dan anjing-anjing lain di kontes anjing itu penonton dibuat tertawa lepas melihat kelucuannya, atau mungkin lebih dari lucu, tapi malah berpikir “kok tingkah anjing ini mirip karakter manusia ya”. Saya awalnya fokus ke film ini, tapi gara-gara gelak tawa penonton di sekitar saya semakin keras, fokus saya teralihkan. Begitu film selesai dan penonton keluar satu persatu. Mata saya pelan-pelan mengamati setiap penonton yang keluar. Hampir semua penonton adalah orang dewasa untuk film yang menyasar penonton anak-anak-remaja. Mengapa begitu?

Mengapa orang dewasa bisa begitu menikmati, atau paling tidak bisa dibuat tertawa oleh cerita anjing yang bisa bicara? Bukankah seharusnya orang dewasa tahu kalau cerita film ini menghayal saja. Tidak mungkin anjing bisa saling bercakap, apalagi bisa berpetuah macam-macam selayaknya ustadz atau tokoh agama. Kenapa penonton orang-orang dewasa ini terbawa sampai ketawa melihat nilai-nilai kebaikan, tolong-menolong, saling mengasihi dilakukan anjing dengan cara hampir mendekati tingkah laku manusia.

Di sela kehidupan sehari-hari, kita dengan mudah bisa menemukan berita tentang pembunuhan, pelecehan seksual, penggusuran, setiap hal yang menghina kemanusiaan dan merendahkan martabat manusia. Kadang tidak hanya dalam berita, tapi kita juga menyaksikan langsung atau bahkan terlibat di dalamnya. Menyaksikan semua itu terus saja terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita, ada rasa jenuh, tapi juga ada keinginan untuk bisa mengubah keadaan. Manusia pesimis di depan segala bentuk kejahatan karena seolah melihat tidak ada orang yang melakukan kebaikan, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan, keadilan, sehingga ruang publik dan privat kita ternoda oleh hal-hal yang mencederai nurani kita.

Bukan tidak ada yang melakukan kebaikan, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Mereka tetap ada, tetapi upaya-upaya dalam bentuk tindakan yang menghancurkan kemanusiaan juga ada bersamaan dengannya. Selamanya ruang publik kita adalah ruang tempat berbagai upaya kemanusiaan harus berjuang merebut ruang yang lebih luas.  Ada optimisme, tapi juga pesimisme selalu mengintai dari balik pintu. Show Dogs bisa jadi adalah upaya menyuarakan pesimisme dalam bentuk yang lebih bertenaga. Saat berbagai gagasan kebaikan dan kemanusiaan sulit disebarluaskan dari manusia ke manusia, pilihan hewan sebagai tokoh utama adalah cara paling baik.

Sepanjang cerita Show Dogs kita terpapar cerita yang dimainkan oleh anjing tetapi sangat dekat bahkan identik dengan perilaku dan persoalan manusia. Kisah Show Dogs yang amat manusiawi membantu kita merawat harapan, meneguhkan optimisme untuk terus menyebar semangat kemanusiaan. Lewat karya fiksi ini orang-orang dewasa yang paham bahwa konten film itu hanya rekaan justru dibuat seolah terhipnotis. Orang dewasa butuh tempat untuk merawat harapannya, meyakinkan dirinya kembali, mengobati rasa kecewa sebab jenuh menghadapi realitas nyata yang semakin tidak karuan. Show Dog hadir sebagai cerita fantasi yang menguatkan, membuat dunia orang dewasa sejenak rileks tetapi juga tetap optimis. “Jika anjing saja mampu melakukan kebaikan-kebaikan, apalagi dengan orang dewasa?”

Memahami Kehidupan Bersama Lagu Avicii

https://www.youtube.com/watch?v=ZkAg7jsmv_E

Electronic Dance Music (EDM) memang sedang merajai di hati masyarakat, coba saja kunjungi tangga lagu Billboard Chat Hot 100, EDM mendominasi tangga lagu tersebut dibandingkan jazz atau classic. Musik EDM cenderung digemari karena alunan musiknya yang enak didengar sekaligus membuat kita ingin menari. Namun, apakah EDM sebenarnya hanya dapat dinikmati dari cara DJ memainkan musiknya saja? Bagaimana jika sebenarnya liriknya mempunyai pesan yang sangat dalam bagi kehidupan?

Bicara mengenai kehidupan memang ‘ngeri-ngeri-sedap’, ingin cari teman untuk mengobrol nanti dibilang terlalu baper dengan kehidupan, sementara kalau cuek akan dikatakan terlalu flat. Sebaiknya, bagaimana cara kita memahami kehidupan ini?

Coba duduk manis dan dengarkan lagu EDM masa kini karya Avicii, Waiting for Love. Terlepas dari berita kematiannya, Avicii masih hidup. Dia ada di dalam setiap hati penggemarnya. Mungkin, begitulah kata yang tepat untuk kembali memberi semangat setelah kehilangan sosok DJ tersebut. 20 April 2018 mungkin menjadi hari yang tidak begitu disenangi banyak orang, khususnya pendengar EDM. Sebab, pada hari tersebut Avicii menyudahi perjalanan musiknya di dunia. Dia pergi meninggalkan karier, musik, dan lagunya, salah satunya Waiting for Love. Jika mendengarkan lagu tersebut dengan saksama, kita akan mengetahui bahwa makna yang ada dalam lagu tersebut bukan persoalan ‘menunggu’ seperti yang ada pada judulnya.

Where there’s a will, there’s a way,

Pembuka dari lagu Avicii tersebut mungkin merupakan bentuk ungkapan paling kuno yang pernah kita dengar, “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.” Punya kemauan saja memang tak cukup untuk mewujudkan sebuah impian, tapi jika kemauan untuk mewujudkan sebuah impian saja tak ada, maka bagaimana mungkin kita dapat mencapainya?

And if there’s love in this life, there’s no obstacle
That can’t be defeated

Mengutip ungkapan Mahatma Gandhi, “Where there is love, there is a life.” Kata cinta mungkin terdengar sangat menarik jika diungkapkan kepada pasangan, namun menjadi tidak menarik jika kita mengungkapkannya ke teman, suasana, tempat, barang, dan kefanaan lainnya. Membayangkan bahwa cinta bisa direalisasikan dalam berbagai suasana dan tempat, sama halnya membayangkan tidak ada intoleransi, kebencian, peperangan, dan saling menyakiti. Kita berharap agar cinta bisa ditemukan di banyak perkara dan tempat, tapi rasa kebencian juga masih memenuhi sebagian hidup.

Monday left me broken
Tuesday I was through with hoping
Wednesday my empty arms were open
Thursday waiting for love, waiting for love
Thank the stars it’s Friday
I’m burning like a fire gone wild on Saturday
Guess I won’t be coming to church on Sunday
I’ll be waiting for love

Lirik lagu di bagian tersebut menceritakan tentang sebuah perjalanan hidup. Bagi sebagian, Senin mungkin dianggap hari yang buruk karena harus kembali bekerja, dengan pekerjaan yang menumpuk, dan kembali untuk lembur. Yaaa, Senin adalah hari yang memberikan setumpuk beban untuk dipikul. Namun, bukan berarti hidup terus ada di hari Senin, bukan?  Ada hari Rabu yang membuat kamu kembali berharap untuk memulai hal dan tantangan yang baru.

Bagi beberapa orang, kata ‘cinta’ yang ada dalam lagu Avicii mempunyai makna yang luas. Di video klipnya, kita melihat adegan seorang kakek yang mencari istrinya hingga akhirnya mereka bertemu di akhir lagu, mungkin itu adalah salah satu representasi menunggu ‘cinta’ ala sang kakek, tapi sebenarnya masih banyak hal lain yang ditunggu dan dicari dalam hidup. Kita mencintai dan menunggu agar dunia lebih damai, lebih adil, dan setara di masa depan

How did I get so blind and so cynical
If there’s love in this life, we’re unstoppable

Orang-orang mungkin mendapatkan sesuatu yang lebih dibanding kita, mereka punya banyak teman, mobil mentereng, pekerjaan yang mapan, dan follower media sosial yang banyak. Hidup sempurna!

Anna-Maija Tolppanen, peneliti dari University of Eastern Finland, menyebutkan bahwa orang yang mudah sinis lebih cepat meninggal atau kesehatannya buruk. Mengerikan bukan? Sinis yang membawa penderitaan.

Memasrahkan hidup kita untuk diukur secara materiel adalah awal untuk memenjarakan kehidupan sendiri. Mengapa hidup perlu dihitung dari jumlah kekayaan, pekerjaan, dan follower Instagram jika dengan mencukupkan cinta dalam kehidupan diri sendiri adalah hal yang paling bahagia?

Ya, persoalan menunggu memang bukan hal yang biasa-biasa saja. Waktu dalam hidup kita habiskan untuk melakukan kegiatan menunggu. Dari menunggu makanan datang, menunggu gajian, sampai menunggu peperangan berakhir. Kemurungan, kesedihan, kekecewaan, kesinisan, dan harapan itu nyata dalam menunggu. Tidak ada yang mudah dalam hidup. Namun, membuat hidup lebih mudah adalah keputusan masing-masing individu.

Terima kasih Avicii, terima kasih atas karyamu!

 

Media Sosial dan Jurnalisme Gaya Baru

Media Sosial
Sumber: Pixabay

Tidak bisa ditampik, kemajuan teknologi informasi dewasa ini begitu mempermudah sebagian besar aktivitas manusia. Meski demikian, kemajuan teknologi informasi juga berdampak pada munculnya perilaku instan dalam kehidupan masyarakat, termasuk kebutuhan akan informasi yang harus dipenuhi saat itu juga. Adanya perilaku instan inilah yang akhirnya membuat dunia jurnalistik pun harus mencoba berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi.

Bertahun-tahun lamanya, sebelum kehadiran media sosial, kita mencari informasi maupun berita dari koran, majalah, atau media cetak lainnya. Suguhan berita yang dibaca pun berdasarkan hasil kerja wartawan yang meliput berita ke sana-kemari. Pagi. Siang. Bahkan malam. Wartawan sibuk mencari informasi dari masyarakat, polisi, dan sumber-sumber lain untuk menghasilkan sebuah berita; pun seharusnya diseleksi di meja redaksi terlebih dahulu. Namun, apakah cara tersebut akan bertahan di era digital ini? Apa yang kemudian berubah dari munculnya media sosial?

Ada banyak jenis karya jurnalistik, mulai dari berita, opini, sampai feature. Seiring dengan berjalannya waktu, karya jurnalistik seperti memiliki ‘gaya baru’. Lihat saja beberapa kutipan berita di sejumlah portal media Indonesia berikut ini:

Media sosial memang menawarkan banyak informasi, namun tidak semuanya informatif. Mungkin, sekarang tidak perlu lagi pergi jauh atau repot-repot dalam membuat sebuah berita, cukup duduk manis (jika perlu berbaring) memantau media sosial, ketik, dan jadilah berita. Beradu kecepatan dalam menerbitkan berita sudah menjadi hal yang biasa. Beberapa penulis ‘berita’ di media online mencoba memanfaatkan media sosial seperti Instagram,  Twitter, dan lain-lain sebagai objek tulisan mereka. Hal inilah yang kemudian memantik pertanyaan banyak orang, mengapa media online kini seperti media yang tanpa batasan?

Sumber berita

Menurut Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik dalam buku Catatan catatan jurnalisme dasar, sumber berita adalah hal penting yang dibutuhkan dalam sebuah proses jurnalistik. Pencarian sumber berita bisa dilakukan melalui observasi langsung maupun tidak langsung, proses wawancara, pencarian, atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik, serta partisipasi dalam sebuah peristiwa. Dalam beberapa berita dari media online diatas, kita tidak menemukan partisipasi kedua belah pihak dalam mengemukakan pendapatnya ke publik. Pendapat yang ada hanyalah kutipan atas sebuah kejadian, bukan tanggapan atas bagaimana hal tersebut terjadi. Sebagai contoh, dapat dilihat dalam [artikel berikut].

Subjek dalam pemberitaan tersebut, Lucinta Luna dan Nikita Mirzani, sama-sama tidak dijadikan sumber berita. Keduanya hanya dikabarkan beradu mulut di Instagram. Contoh lainnya bisa kita temukan di Liputan 6. Sebuah akun instagram diberitakan mengungkapkan harga barang yang dipakai Anggun. Patut dipertanyakan, apakah akun tersebut akurat dan apakah semua foto yang diunggah memang milik Anggun? Bagaimana jika fotonya direkayasa? Sepertinya, pertanyaan terkait sumber berita ini menjadi tidak penting, toh artikelnya sudah beredar di salah satu portal media kita.

Sumber berita menjadi elemen yang vital. Ia terkait langsung dengan ketepatan informasi yang disampaikan. Sebaliknya, berita di media online justru menunjukkan abainya para penulis dengan sumber berita. Mereka tidak mengajukan pertanyaan langsung kepada yang bersangkutan, melainkan hanya mengambil dari Instagramatau malah dari komentar warganet. Membuktikan bahwa perkembangan media sosial dan tuntutan kecepatan akses informasi, ternyata memang mempengaruhi kulitas dan keakuratan sebuah berita.

Akurasi

Persoalan verifikasi terhadap fakta dan akurasi penyajian berita menjadi masalah utama di sejumlah media. Terlebih kini, dengan hadirnya media sosial. Media yang menghasilkan berita hanya dengan bersumber pada postingan sosial media, patut diragukan keakuratannya, terlebih berita yang hanya menambahkan narasi yang tidak jelas ke mana arahnya.

Terkait akurasi berita, jika teman-teman sedikit cermat, beberapa media tampak ‘lupa mencantumkan tanggal kejadian. Sepele memang, tapi dari tanggal kita bisa tahu apakah peristiwa yang dimuat dalam berita tersebut aktual dan faktual. Bisa saja berita yang muncul ternyata terjadi beberapa tahun lalu dan sudah tidak  lagi relevan di masa kini. Tanggal yang mestinya masalah sepele jadi tidak sepele lagi ketika memungkinkan menjamurnya hoax di era media sosial. Memenuhi akurasi pemberitaan sesungguhnya bukanlah persoalan yang terlalu rumit sebab akan melindungi dua pihak yaitu pembaca berita dan pembuat berita.

Saat ini, informasi yang hadir di hadapan kita begitu melimpah, sementara kita kewalahan untuk menyerap dan menyaring informasi yang penting dan berguna. Kemunculan media sosial juga turut mempengaruhi proses pembuatan berita. Dari yang tadinya dibuat dengan mementingkan kecepatan serta ketepatan, kini tinggal kecepatan saja. Meski demikian, kita tidak dapat  menggeneralisasi bahwa cara pembuatan berita di semua media online itu sama. Kebutuhan akan informasi dan berita memang penting, tapi yang terpenting adalah kita mendapatkan berita yang kredibel.

Bagaimana Sebuah Berita Diproduksi untuk Memojokkan Perempuan?

produksi berita
Sumber: Pixabay

Karya jurnalistik harus berpihak. Jurnalistik bisa jadi seperti mata pisau, bisa berguna untuk mempermudah aktivitas manusia, tapi juga bisa digunakan untuk membunuh. Kita tahu berbagai macam perubahan penting dalam sejarah umat manusia melibatkan dan dirangsang oleh kerja-kerja jurnalistik. Mulai dari peristiwa reformasi 1998 yang tidak bisa dipisahkan dari peran pemberitaan oleh Majalah Tempo, sampai Arab Spring yang dipicu oleh gerakan sosial via Twitter.

Di era internet dan media sosial ini, kerja jurnalistik memproduksi berita semakin mudah, akan tetapi, hal tersebut tidak menjamin berita jurnalistik memiliki keberpihakan yang jelas. Pada titik ini jurnalistik bisa berubah jadi pisau yang membunuh manusia. Misalnya, untuk berita-berita tentang HAM, kehidupan minoritas, hak-hak sosial-politik perempuan, dll., sering kali pemberitaan dilakukan tanpa memiliki perspektif yang adil. Akibatnya, alih-alih memberikan kejernihan pada persoalan-persoalan minoritas, berita jurnalistik malah semakin menguatkan stigma dan memperkeruh persoalan.

Contoh gamblangnya dapat kita temukan dalam berita Ada Chat Suami dengan Wanita Lain, Begini Reaksi Jennifer Dunnyang dimuat di Liputan 6. Secara umum, kita bisa belajar tentang peran media untuk menggiring opini dan mempengaruhi tindakan publik yang  memojokkan perempuan dari berita tersebut.

Jika sepintas diamati, konten berita tersebut berfokus pada respon Jennifer Dunn atas chat yang dilakukan suaminya dengan perempuan lain, padahal pokok masalahnya sebenarnya ada pada tindakan suaminya. Secara umum perselingkuhan merupakan bentuk relasi yang tidak sehat antara laki-laki dan perempuan. Ketika ada indikasi suami melakukan perselingkuhan dengan bukti chat dengan perempuan lain, menjadi tidak adil jika hanya membahas tanggapan dari salah satu pihak saja.

Terlepas dari apakah berita “main belakang” suami Jennifer Dunn itu benar atau tidak, yang perlu digarisbawahi adalah kenyataan bahwa hanya Jennifer Dunn saja yang dimintai tanggapan tentang peristiwa tersebut, sementara laki-laki justru tidak dimintai tanggapan. Kenapa lagi-lagi perempuan yang disalahkan? Bukankah seharusnya untuk menyusun berita yang adil dan berimbang, konfirmasi harus dilakukan kepada kedua belah pihak? Pada titik ini, kita bisa tahu bahwa ketika sebuah produk jurnalistik tidak memiliki perspektif yang adil, peristiwa yang diberitakan justru akan semakin keruh.

 

sumber: www.hercampus.com

Selama ini, perempuan selalu menjadi pihak yang tidak diberi ruang untuk menyuarakan haknya, hanya jadi sosok yang dipersalahkan dalam berbagai kasus. Apakah kamu pernah menemui perempuan korban kekerasan seksual yang malah disalahkan dengan alasan cara berpakaian, tingkah laku, ataupun yang lainnya? Pada kasus Jennifer Dunn, pola serupa yang memojokkan perempuan terulang dalam bentuk berita yang hanya mengeksploitasi pendapat perempuan, tanpa melihat posisi laki-laki sebagai pihak utama  dalam peristiwa tersebut. Jurnalistik seharusnya bisa membantu kita memahami persoalan secara jernih, akan tetapi dalam pemberitaan tentang suami Jennifer Dunn ini, justru menguatkan stigma bahwa perempuan adalah pihak yang harus disalahkan dalam sebuah perselingkuhan, atau dalam hal lain yang seringnya justru hanya merugikan perempuan.

Publik tidak disuguhi berita yang mengedepankan perspektif HAM yang adil terhadap semua pihak, terutama perempuan sebagai pihak yang sering kali dirugikan. Selama ini kita hidup dalam masyarakat yang penuh dengan stigma dan prasangka negatif tentang perempuan. Jurnalistik punya peran untuk melawan stigma dengan menghadirkan informasi yang adil dan berimbang.

Berita atau produk jurnalistik lainnya memiliki peran untuk mengarahkan tindakan publik. Bukan tidak mungkin jika sebuah berita menjunjung tinggi perspektif Hak Asasi Manusia, berita tersebut bisa menciptakan perubahan sosial. Selama ini, setiap tindakan ataupun stigma yang merugikan perempuan bisa terjadi karena media cenderung melepaskan perspektif HAM saat melakukan pemberitaan, terutama ketika objek beritanya adalah perempuan. Akibatnya, dalam berbagai persoalan, perempuan hanya di-framing menjadi objek pelampiasan kesalahan.

Bergabunglah dalam keluarga Samsara

lowongan pekerjaan
Kredit : neny sembiring

Samsara kembali membuka kesempatan bagi kamu-kamu yang ingin bergabung sebagai anggota terbaru keluarga Samsara. Kali ini, Samsara membutuhkan bantuanmu di empat posisi yang tersedia, Hotline Manager (fulltime), Creative Manager (fulltime), Digital Manager (fulltime). Jadi, bagi kamu-kamu yang ingin mencoba mengasah kemampuanmu, atau mencoba sejauh mana kamu dapat membantu perempuan-perempuan yang mengalami situasi kehamilan tak direncanakan, langsung saja pastikan kamu memenuhi kualifikasi berikut.

  • Hotline Manager (Full time)

    Hotline Manager (HM) supports the supervisor by performing management and administrative duties related to planning, directing and coordinating both the technical and operational activities of the hotline program. HM also provide mentoring for new counselors, intern and volunteer in hotline program. HM act as the central point for communication within and between the hotline, local hotline, organization, clients and partners for referral. HM also plan, execute and oversee the local hotlines.

  • Creative Manajer (Full time)

    Creative Manager (CM) are the creative leads at Samsara’s media publication and programs dissemination.  Creative manager is a complex, multi-faceted role that operates to help Samsara achieve its highest-level goals. Creative manager plan for publication, advertising and oversee the creative process and give guidance to the creative people that work under them.

  • Digital Manager (Full time)

    Oversees scope, planning, designing, testing and implementation of mobile app project. Must manage resources and teams to deliver mobile app mobile development according to project guidelines. Engage with team, beneficiarias and development teams to ensure project objectives are achievable and meet quality standards.

General requirements

  • Female / Male / Transgender / Non-binary aged 21-35 years
  • Has a high social empathy, including easy to adapt, respect and appreciate cultural and linguistic differences
  • Willing to be based in Yogyakarta

Isi formulir pendaftaran dengan melampirkan CV paling lambat tanggal 08 Agustus 2018. Pengumuman akan dilakukan pada tanggal 10 Agustus dan interview dijadwalkan pada tanggal 12 Agustus 2018.

Satellite workshop and travel activism

lowongan sebagai fasilitator

Satellite workshop merupakan salah satu program edukasi yang dilakukan oleh Samsara dengan fokus penjangkauan komunitas di luar pulau Jawa. Satellite workshop pertama dilakukan pada tahun 2011 dengan rute Bali – Lombok – Flores – Kupang. Yang kedua dilakukan pada tahun 2013 dengan rute Gorontalo – Togean – Poso – Palu – Kendari – Wakatobi dan Makassar. Pada tahun 2018,  Satellite workshop akan kembali dilakukan dengan rute Maluku & Papua.

Nama Satellite diambil dengan pertimbangan bahwa akses terhadap informasi dan layanan kesehatan masih banyak terpusat di pulau Jawa, termasuk program dan kerja-kerja yang dilakukan oleh Samsara. Satellite maknanya Samsara mencoba untuk menjangkau wilayah di luar pulau Jawa untuk memperkuat akses terhadap informasi dan layanan HKSR.

Konsep
Konsep program ini adalah travel activism dimana idenya adalah melakukan perjalanan di wilayah Indonesia, dengan semangat aktivisme dan saling berbagi. Samsara dapat membagi pengetahuan dan keterampilan terkait HKSR dengan komunitas dan jaringan lokal, sekaligus belajar memahami pengalaman dan kekayaan budaya lokal. Diharapkan melalui program ini, Samsara dapat lebih memahami konteks dan situasi HKSR di Maluku dan Papua. Samsara percaya proses ini dapat memperkuat wacana Samsara sebagai organisasi sosial di Indonesia, sekaligus memperkuat jejaring lokal dan komunitas di daerah-daerah di luar pulau Jawa.

Tim akan direkrut sebagai konsultan selama 3 bulan dari September – Awal Desember 2018. Tim terdiri dari 3 orang dan selama 2 minggu persiapan, 8 minggu akan melakukan backpacking dari satu daerah ke daerah lainnya di Maluku dan Papua, sekaligus melakukan workshop di komunitas/daerah tersebut, dan 2 minggu terakhir penulisan laporan.

 Kelompok sasaran

Program ini menyasar remaja dan perempuan dalam usia produktif. Pada program-program sebelumnya, kami bekerjasama dengan sekolah, gereja, komunitas remaja, komunitas pecinta alam, lembaga swadaya masyarakat, dll. Beberapa materi yang disiapkan untuk di lokakaryakan dengan masyarakat diantaranya adalah:

  • Seks & Gender, termasuk menjelaskan perbedaan keduanya dan bagaimana pembagian peran diantara laki-laki dan perempuan memiliki kontribusi terhadap ekonomi dan kesehatan masyarakat.
  • Kesehatan Reproduksi,  biasanya merupakan topik yang paling diminati oleh sekolah atau asrama, termasuk diantaranya tema mengenai pubertas, mimpi basah, menstruasi dan proses terjadinya kehamilan.
  • Pacaran sehat, termasuk di dalamnya tanda-tanda hubungan yang sehat, tanda-tanda adanya kekerasan, negosiasi, pengambilan keputusan, dll.
  • Pernikahan anak, termasuk apa saja hak anak yang terampas, resiko kesehatan pada ibu yang masih remaja,
  • Kekerasan, termasuk bullying, kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga, serta apa yang harus dilakukan jika terjadi bullying atau kekerasan.
  • Kesehatan Ibu & Anak, biasanya merupakan topik yang paling diminati oleh ibu-ibu, termasuk di dalamnya adalah kesehatan kehamilan, pilihan melahirkan, ASI, kontrasepsi, termasuk bagaimana melibatkan suami dalam hal pengasuhan.
  • Kehamilan tidak direncanakan, termasuk apa saja pilihan yang dimiliki perempuan saat mengalami KTD dan apa saja dukungan yang dibutuhkan, serta kaitannya dengan aborsi tidak aman.

Selain topik-topik di atas, Samsara juga bisa menyediakan materi khusus berdasarkan kebutuhan jaringan/komunitas lokal atau atas permintaan organisasi untuk peningkatan kapasitas staffnya. Topik khusus lainnya adalah (a) Hak Asasi Manusia, (b) SOGIE (c) HIV-AIDS (d) Asuhan Pasca Keguguran (e) Otoritas Tubuh dll.

Bentuk kerjasama

Samsara secara pro-aktif akan menghubungi jaringan lokal dan menawarkan program ini untuk komunitas mereka. Jaringan lokal tidak perlu membayar biaya apapun pada tim Samsara, cukup menyediakan tempat dan peralatan untuk workshop. Di wilayah dimana tidak tersedia penginapan, diharapkan jaringan lokal/komunitas dapat mempersilahkan tim Samsara untuk tinggal bersama penduduk setempat. Jaringan lokal dapat meminta beberapa workshop di beberapa komunitas yang berbeda.

Jika organisasi/komunitas Anda tertarik dengan program ini, silahkan ajukan permintaan workshop melalui formulir berikut ini. Tim kami akan menghubungi Anda.

Tertarik untuk bergabung dalam tim satellite workshop?

Persyaratan & Keterampilan

  • Perempuan 21 – 35 tahun
  • Senang traveling dan backpacking
  • Menyukai tantangan dan memiliki keterampilan menyelesaikan masalah/tantangan
  • Mampu bekerja di dalam tim, termasuk bersikap pro-aktif dalam komunikasi, kooperatif dan dapat diandalkan
  • Pernah mengikuti pelatihan seksualitas dan kesehatan reproduksi
  • Memiliki pengalaman atau pernah mengikuti pelatihan sebagai
    fasilitator
  • Memiliki empati sosial yang tinggi, termasuk mudah menyesuaikan diri
    dan menghargai perbedaan budaya dan bahasa
  • Memiliki stamina untuk melakukan perjalanan panjang, dan tidak
    sedang dalam masa pengobataan atau terapi penyakit serius.
  • Memiliki BPJS dan atau asuransi lainnya setara BPJS kelas satu.
  • Bersedia meluangkan waktu selama 12 minggu dari September hingga November 2018.
  • Diutamakan jika dapat mengendarai motor atau mobil.

Fasilitas dan Dukungan

  • Gaji setiap bulan selama 3 bulan.
  • Biaya transportasi, makan dan komunikasi ditanggung selama perjalan
  • Sebagian biaya akomodasi ditanggung selama perjalanan, sebagian diharapkan tinggal bersama penduduk setempat.
  • Asuransi jiwa dan BPJS kelas satu selama perjalanan.
  • Waktu luang di akhir minggu untuk berlibur atau beraktifitas sesuai pilihan personal.
  • Mendapatkan sertifikasi sebagai fasilitator HKSR
  • Dapat dipromosikan sebagai koordinator program untuk satellite workshop berikutnya.

Isi Formulir Aplikasi – Fasilitator Satellite Workshop paling lambat tanggal 15 Agustus 2018. Pengumuman akan dilakukan pada tanggal 20 Agustus dan interview dijadwalkan pada 23-25 Agustus 2018.

POPULER